Thursday, March 31, 2011

Mengapa Perlu membaca Al-Quran, walaupun tidak memahaminya..?

Ini adalah satu kisah yang sangat menarik. Semoga dengan cerita ini hati anda akan terbuka tentang membaca Al-Quran. Kisah ini dipetik daripada kisah yang ditulis dalam Bahasa Inggeris.

Mengapa Kita Membaca Al-Quran, sedangkan kita tidak memahami sepenuhnya apa yang di baca?.
Ada seorang Atuk tua tinggal bersama cucu lelakinya di sebuah bukit di pendalaman. Setiap pagi Atuk bangun awal pagi duduk di meja makan dan membaca Al-Quran. Cucunya ingin menjadi seperti Atuk dan meniru seberapa boleh akan bacaan yang dibaca oleh Atuknya.

Pada suatu hari cucunya bertanya, ‘Atuk! saya cuba membaca Al-Quran macam Atuk baca tapi saya tak faham pun, dan jika saya faham sekali pun saya akan lupa sebaik sahaja saya menutupinya. Apa bagusnya bila kita membaca Al-Quran?’ Sedang orang tua itu meletakkan arang batu ke dalam dapur pemanas badan, dengan perlahan dia menoleh kepada cucunya sambil berkata, ‘ Bawa guni arang batu ini ke sungai dan bawakan saya seguni air.’

Budak lelaki itu buat seperti apa yang disuruh, tetapi semua air itu membocor keluar sebelum dia sampai ke rumah. Orang tua itu ketawa dan berkata. ‘ Awak hendaklah berjalan lebih cepat untuk yang akan datang,’ dan meminta cucunya ke sungai bersama dengan guni arang batu untuk cuba sekali lagi. Kali ini budak lelaki itu berjalan lebih laju, sekali lagi guni itu kosong sebelum dia tiba ke rumah. Terlalu letih, dia memberitahu Atuknya bahawa mana mungkin untuk membawa air di dalam guni, dan dia pergi untuk mengambil baldi. Orang tua itu berkata, ‘ saya tidak mahu sebaldi air, saya mahu seguni air. Anda tidak cukup kuat mencubanya.’ dan dia menuju ke pintu melihat cucunya mencuba lagi.

Pada katika itu, budak lelaki itu sudah tahu bahawa tidak mungkin dapat membawa air di dalam guni hingga ke rumah, tetapi untuk tidak menunjukkan apa-apa reaksi kepada Atuknya dia berlari seberapa laju yang dia boleh, semua air yang di bawa masih membocor keluar sebelum dia sampai ke rumah. Budak lelaki itu sekali lagi pergi ke sungai dan berlari secepat mungkin dengan seguni air, tetapi apabila sampai kepada Atuknya, guni tersebut sekali lagi kosong. Meletihkan, katanya,’ tengok Atuk, tak guna!’ ‘ Jadi anda fikir ianya tidak berguna?’ Orang tua itu berkata,’ tengok guni itu.’

Budak lelaki itu melihat akan guni tersebut dan buat kali pertamanya dia sedar bahawa guni tersebut sudah berubah. Ia telah bertukar daripada guni lama yang kotor bekas arang batu menjadi begitu bersih, luar dan dalam.

‘Cucuku, itulah yang akan berlaku jika anda membaca Al-Quran. Anda mungkin tidak faham ataupun ingat kesemuanya, tetapi apabila anda membacanya, anda akan berubah dengan sedirinya, dalaman dan luaran. Itulah kurniaan Allah s.w.t. dalam kehidupan kita.’

i took this note from a friend :)

Terkabulnya Doa


Beberapa waktu yang lalu di Rumah Amalia saya kedatangan seorang bapak. Beliau bercerita tentang sakitnya penyakit radang empedu, penyakitnya sangat parah sehingga harapan hidupnya sangat menipis. Beliau menitipkan shodaqohnya untuk anak-anak Amalia dan memohon doa agar operasi yang dijalaninya berjalan dengan lancar sehingga masih ada harapan untuk berbuat baik untuk sesama. 'Saya yakin Mas Agus, hidup dan mati kita hanya ditangan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, kita hanya memohon dan berdoa semoga Allah memberkahi hidup dan mati kita sebagai hambaNya yang selalu bersyukur atas karuniaNya,' begitu tuturnya, kacamatanya nampak basah tak mampu untuk ditutupinya. berkali-kali beliau mengeluarkan kain pengelap untuk membersihkan kacamatanya. Usianya yang senja namun badannya masih terlihat tegap dan gagah tak terlihat bahwa didalam dirinya ada sesuatu penyakit yang menggerogoti tubuhnya.

Perjalanan waktu begitu cepat. Operasi itu berjalan dengan lancar. Beliau kembali pulih dan bugar.  Beliau bercerita bahwa proses menuju kematian kita sungguh menakjubkan, dari rasa dingin naik ke kaki, betis sampai di kepala. Rasa dingin itu berjalan perlahan. 'Terbayang malaikat maut segera mencabut nyawa saya, Mas Agus..'tuturnya, wajahnya penuh ekspressi yang jernih. 'Tak lupa saya selalu mengucapkan syahadat, jangan sampai saya mati dalam keadaan sebagai orang yang ingkar,' ucapnya dengan suara pelan. Dalam keadaan antara sadar dan tidak, beliau mendengar suara anak-anak yang sedang melantunkan ayat suci al-Qur'an dan bayangan dirinya pada masa lalu semua berjalan dengan cepat dan nampak jelas semua yang telah dilakukannya, dosa-dosa yang membuat takut dirinya sendiri . Disaat itu juga beliau memohon ampun kehadirat Allah agar diberikan kesempatan untuk bertaubat.

Ketika beliau berjanji untuk bertaubat, tiba-tiba sadarkan diri. Semua operasinya dinyatakan berjalan dengan baik dan lancar. Tubuhnya kembali pulih seperti sediakala. Dari pengalaman itu beliau menjadi yakin bahwa doa yang dipanjatkan secara sungguh-sungguh dengan keikhlasan adalah sebuah keajaiban. Allah senantiasa peduli dengan apa yang kita pikirkan, kita rasakan dan apa yang kita perbuat. Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa  mengabulkan doa-doa kita. 'Berdoalah kepadaKu, niscaya Aku kabulkan'(QS. Ghafir (40) : 60).

--
Obatilah orang-orang yang sakit dengan shodaqoh, bentengilah harta kalian dengan zakat dan tolaklah bencana dengan berdoa (HR. Baihaqi).

22 Tanda Iman Anda Sedang Lemah

Ada beberapa tanda-tanda yang menunjukkan iman sedang lemah. Setidaknya ada 22 tanda yang dijabarkan dalam artikel ini. Tanda-tanda tersebut adalah:

1. Ketika Anda sedang melakukan kedurhakaan atau dosa. Hati-hatilah! Sebab, perbuatan dosa jika dilakukan berkali-kali akan menjadi kebiasaan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka segala keburukan dosa akan hilang dari penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan berani melakukan perbuatan durhaka dan dosa secara terang-terangan.

Ketahuilah, Rasululllah saw. pernah berkata, “Setiap umatku mendapatkan perindungan afiat kecuali orang-orang yang terang-terangan. Dan, sesungguhnya termasuk perbuatan terang-terangan jika seseirang melakukan suatu perbuatan pada malam hari, kemudian dia berada pada pagi hari padahal Allah telah menutupinya, namun dia berkata, ‘Hai fulan, tadi malam aku telah berbuat begini dan begini,’ padahal sebelum itu Rabb-nya telah menutupi, namun kemudian dia menyibak sendiri apa yang telah ditutupi Allah dari dirinya.” (Bukhari, 10/486)

Rasulullah saw. bersabda, “Tidak ada pezina yang di saat berzina dalam keadaan beriman. Tidak ada pencuri yang si saat mencuri dalam keadaan beriman. Begitu pula tidak ada peminum arak di saat meminum dalam keadaan beriman.” (Bukhari, hadits nomor 2295 dan Muslim, hadits nomor 86)

2. Ketika hati Anda terasa begitu keras dan kaku. Sampai-sampai menyaksikan orang mati terkujur kaku pun tidak bisa menasihati dan memperlunak hati Anda. Bahkan, ketika ikut mengangkat si mayit dan menguruknya dengan tanah. Hati-hatilah! Jangan sampai Anda masuk ke dalam ayat ini, “Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.” (Al-Baqarah:74)

3. Ketika Anda tidak tekun dalam beribadah. Tidak khusyuk dalam shalat. Tidak menyimak dalam membaca Al-Qur’an. Melamun dalam doa. Semua dilakukan sebagai rutinitas dan refleksi hafal karena kebiasaan saja. Tidak berkonsentrasi sama sekali. Beribadah tanpa ruh. Ketahuilah! Rasulullah saw. berkata, “Tidak akan diterima doa dari hati yang lalai dan main-main.” (Tirmidzi, hadits nomor 3479)

4. Ketika Anda terasas malas untuk melakukan ketaatan dan ibadah. Bahkan, meremehkannya. Tidak memperhatikan shalat di awal waktu. Mengerjakan shalat ketika injury time, waktu shalat sudah mau habis. Menunda-nunda pergi haji padahal kesehatan, waktu, dan biaya ada. Menunda-nunda pergi shalat Jum’at dan lebih suka barisan shalat yang paling belakang. Waspadalah jika Anda berprinsip, datang paling belakangan, pulang paling duluan. Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, “Masih ada saja segolongan orang yang menunda-nunda mengikuti shaff pertama, sehingga Allah pun menunda keberadaan mereka di dalam neraka.” (Abu Daud, hadits nomor 679)

Allah swt. menyebut sifat malas seperti itu sebagai sifat orang-orang munafik. “Dan, apabila mereka berdiri untuk shalat, mereka berdiri dengan malas.”

Jadi, hati-hatilah jika Anda merasa malas melakukan ibadah-ibadah rawatib, tidak antusias melakukan shalat malam, tidak bersegera ke masjid ketika mendengar panggilan azan, enggan mengerjakan shalat dhuha dan shalat nafilah lainnya, atau mengentar-entarkan utang puasa Ramadhan.

5. Ketika hati Anda tidak merasa lapang. Dada terasa sesak, perangai berubah, merasa sumpek dengan tingkah laku orang di sekitar Anda. Suka memperkarakan hal-hal kecil lagi remeh-temeh. Ketahuilah, Rasulullah saw. berkata, “Iman itu adalah kesabaran dan kelapangan hati.” (As-Silsilah Ash-Shahihah, nomor 554)

6. Ketika Anda tidak tersentuh oleh kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Tidak bergembira ayat-ayat yang berisi janji-janji Allah. Tidak takut dengan ayat-ayat ancaman. Tidak sigap kala mendengar ayat-ayat perintah. Biasa saja saat membaca ayat-ayat pensifatan kiamat dan neraka. Hati-hatilah, jika Anda merasa bosan dan malas untuk mendengarkan atau membaca Al-Qur’an. Jangan sampai Anda membuka mushhaf, tapi di saat yang sama melalaikan isinya.

Ketahuilah, Allah swt. berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Al-Anfal:2)

7. Ketika Anda melalaikan Allah dalam hal berdzikir dan berdoa kepada-Nya. Sehingga Anda merasa berdzikir adalah pekerjaan yang paling berat. Jika mengangkat tangan untuk berdoa, secepat itu pula Anda menangkupkan tangan dan menyudahinya. Hati-hatilah! Jika hal ini telah menjadi karakter Anda. Sebab, Allah telah mensifati orang-orang munafik dengan firman-Nya, “Dan, mereka tidak menyebut Allah kecuali hanya sedikit sekali.” (An-Nisa:142)

8. Ketika Anda tidak merasa marah ketika menyaksikan dengan mata kepala sendiri pelanggaran terhadap hal-hal yang diharamkan Allah. Ghirah Anda padam. Anggota tubuh Anda tidak tergerak untuk melakukan nahyi munkar. Bahkan, raut muka Anda pun tidak berubah sama sekali.

Ketahuilah, Rasulullah saw. bersabda, “Apabila dosa dikerjakan di bumi, maka orang yang menyaksikannya dan dia membencinya –dan kadang beliau mengucapkan: mengingkarinya–, maka dia seperti orang yang tidak menyaksikannya. Dan, siapa yang tidak menyaksikannya dan dia ridha terhadap dosa itu dan dia pun ridha kepadanya, maka dia seperti orang yang menyaksikannya.” (Abu Daud, hadits nomor 4345).

Ingatlah, pesan Rasulullah saw. ini, “Barangsiapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah kemungkaran itu dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannya. Kalau tidak sanggup, maka dengan hatinya, dan ini adalah selemah-lemahnya iman.” (Bukhari, hadits nomor 903 dan Muslim, hadits nomor 70)

9. Ketika Anda gila hormat dan suka publikasi. Gila kedudukan, ngebet tampil sebagai pemimpin tanpa dibarengi kemampuan dan tanggung jawab. Suka menyuruh orang lain berdiri ketika dia datang, hanya untuk mengenyangkan jiwa yang sakit karena begitu gandrung diagung-agungkan orang. Narsis banget!

Allah berfirman, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (Luqman:18)

Nabi saw. pernah mendengar ada seseorang yang berlebihan dalam memuji orang lain. Beliau pun lalu bersabda kepada si pemuji, “Sungguh engkau telah membinasakan dia atau memenggal punggungnya.” (Bukhari, hadits nomor 2469, dan Muslim hadits nomor 5321)

Hati-hatilah. Ingat pesan Rasulullah ini, “Sesungguhnya kamu sekalian akan berhasrat mendapatkan kepemimpinan, dan hal itu akan menjadikan penyesalan pada hari kiamat. Maka alangkah baiknya yang pertama dan alangkah buruknya yang terakhir.” (Bukhari, nomor 6729)

“Jika kamu sekalian menghendaki, akan kukabarkan kepadamu tentang kepemimpinan dan apa kepemimpinan itu. Pada awalnya ia adalah cela, keduanya ia adalah penyesalan, dan ketiganya ia adalah azab hati kiamat, kecuali orang yang adil.” (Shahihul Jami, 1420).

Untuk orang yang tidak tahu malu seperti ini, perlu diingatkan sabda Rasulullah saw. yang berbunyi, “Iman mempunyai tujuh puluh lebih, atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah ucapan ‘Laa ilaaha illallah’, dan yang paling rendah adalah menghilangkan sesuatu yang mengganggu dari jalanan. Dan malu adalah salah satu cabang dari keimanan.” (Bukhari, hadits nomor 8, dan Muslim, hadits nomor 50)

“Maukah kalian kuberitahu siapa penghuni neraka?” tanya Rasulullah saw. Para sahabat menjawab, “Ya.” Rasulullah saw. bersabda, “Yaitu setiap orang yang kasar, angkuh, dan sombong.” (Bukhari, hadits 4537, dan Muslim, hadits nomor 5092)

10. Ketika Anda bakhil dan kikir. Ingatlah perkataan Rasulullah saw. ini, “Sifat kikir dan iman tidak akan bersatu dalam hati seorang hamba selama-lamanya.” (Shahihul Jami’, 2678)

11. Ketika Anda mengatakan sesuatu yang tidak Anda perbuat. Ingat, Allah swt. benci dengan perbuatan seperti itu. “Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa yang tiada kamu perbuat.” (Ash-Shaff:2-3)

Apakah Anda lupa dengan definisi iman? Iman itu adalah membenarkan dengan hati, diikrarkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan. Jadi, harus konsisten.

12. Ketika Anda merasa gembira dan senang jika ada saudara sesama muslim mengalami kesusahan. Anda merasa sedih jika ada orang yang lebih unggul dari Anda dalam beberapa hal.

Ingatlah! Kata Rasulullah saw, “Tidak ada iri yang dibenarkan kecuali terhadap dua orang, yaitu terhadap orang yang Allah berikan harga, ia menghabiskannya dalam kebaikan; dan terhadap orang yang Allah berikan ilmu, ia memutuskan dengan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang lain.” (Bukhari, hadits nomor 71 dan Muslim, hadits nomor 1352)

Seseorang bertanya kepada Rasulullah saw., “Orang Islam yang manakah yang paling baik?” Rasulullah saw. menjawab, “Orang yang muslimin lain selamat dari lisan dan tangannya.” (Bukhari, hadits nomor 9 dan Muslim, hadits nomor 57)

13. Ketika Anda menilai sesuatu dari dosa apa tidak, dan tidak mau melihat dari sisi makruh apa tidak. Akibatnya, Anda akan enteng melakukan hal-hal yang syubhat dan dimakruhkan agama. Hati-hatilah! Sebab, Rasulullah saw. pernah bersabda, “Barangsiapa yang berada dalam syubhat, berarti dia berada dalam yang haram, seperti penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanaman yang dilindungi yang dapat begitu mudah untuk merumput di dalamnya.” (Muslim, hadits nomor 1599)

Iman Anda pasti dalam keadaan lemah, jika Anda mengatakan, “Gak apa. Ini kan cuma dosa kecil. Gak seperti dia yang melakukan dosa besar. Istighfar tiga kali juga hapus tuh dosa!” Jika sudah seperti ini, suatu ketika Anda pasti tidak akan ragu untuk benar-benar melakukan kemungkaran yang besar. Sebab, rem imannya sudah tidak pakem lagi.

14. Ketika Anda mencela hal yang makruf dan punya perhatian dengan kebaikan-kebaikan kecil. Ini pesan Rasulullah saw., “Jangan sekali-kali kamu mencela yang makruf sedikitpun, meski engkau menuangkan air di embermu ke dalam bejana seseorang yang hendak menimba air, dan meski engkau berbicara dengan saudarmu sedangkan wajahmu tampak berseri-seri kepadanya.” (Silsilah Shahihah, nomor 1352)

Ingatlah, surga bisa Anda dapat dengan amal yang kelihatan sepele! Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang menyingkirkan gangguan dari jalan orang-orang muslim, maka ditetapkan satu kebaikan baginya, dan barangsiapa yang diterima satu kebaikan baginya, maka ia akan masuk surga.” (Bukhari, hadits nomor 593)

15. Ketika Anda tidak mau memperhatikan urusan kaum muslimin dan tidak mau melibatkan diri dalam urusan-urusan mereka. Bahkan, untuk berdoa bagi keselamatan mereka pun tidak mau. Padahal seharusnya seorang mukmin seperti hadits Rasulullah ini, “Sesungguhnya orang mukmin dari sebagian orang-orang yang memiliki iman adalah laksana kedudukan kepala dari bagian badan. Orang mukmin itu akan menderita karena keadaan orang-orang yang mempunyai iman sebagaimana jasad yang ikut menderita karena keadaan di kepala.” (Silsilah Shahihah, nomor 1137)

16. Ketika Anda memutuskan tali persaudaraan dengan saudara Anda. “Tidak selayaknya dua orang yang saling kasih mengasihi karean Allah Azza wa Jalla atau karena Islam, lalu keduanya dipisahkan oleh permulaan dosa yang dilakukan salah seorang di antara keduanya,” begitu sabda Rasulullah saw. (Bukhari, hadits nomor 401)

17. Ketika Anda tidak tergugah rasa tanggung jawabnya untuk beramal demi kepentingan Islam. Tidak mau menyebarkan dan menolong agama Allah ini. Merasa cukup bahwa urusan dakwah itu adalah kewajiban para ulama. Padahal, Allah swt. berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong (agama) Allah.” (Ash-Shaff:14)

18. Ketika Anda merasa resah dan takut tertimpa musibah; atau mendapat problem yang berat. Lalu Anda tidak bisa bersikap sabar dan berhati tegar. Anda kalut. Tubuh Anda gemetar. Wajah pucat. Ada rasa ingin lari dari kenyataan. Ketahuilah, iman Anda sedang diuji Allah. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: Kami telah beriman, sedang mereka belum diuji.” (Al-Ankabut:2)

Seharusnya seorang mukmin itu pribadi yang ajaib. Jiwanya stabil. “Alangkah menakjubkannya kondisi orang yang beriman. Karena seluruh perkaranya adalah baik. Dan hal itu hanya terjadi bagi orang yang beriman, yaitu jika ia mendapatkan kesenangan maka ia bersyukur dan itu menjadi kebaikan baginya; dan jika ia tertimpa kesulitan dia pun bersabar, maka hal itu menjadi kebaikan baginya.” (Muslim)

19. Ketika Anda senang berbantah-bantahan dan berdebat. Padahal, perbuatan itu bisa membuat hati Anda keras dan kaku. “Tidaklah segolongan orang menjadi tersesat sesudah ada petunjuk yang mereka berada pada petunjuk itu, kecuali jika mereka suka berbantah-bantahan.” (Shahihul Jami’, nomor 5633)

20. Ketika Anda bergantung pada keduniaan, menyibukkan diri dengan urusan dunia, dan merasa tenang dengan dunia. Orientasi Anda tidak lagi kepada kampung akhirat, tapi pada tahta, harta, dan wanita. Ingatlah, “Dunia itu penjara bagi orang yang beriman, dan dunia adalah surga bagi orang kafir.” (Muslim)

21. Ketika Anda senang mengucapkan dan menggunakan bahasa yang digunakan orang-orang yang tidak mencirikan keimanan ada dalam hatinya. Sehingga, tidak ada kutipan nash atau ucapan bermakna semisal itu dalam ucapan Anda.

Bukankah Allah swt. telah berfirman, “Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: ‘Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya setan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia’.” (Al-Israa’:53)

Seperti inilah seharusnya sikap seorang yang beriman. “Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: ‘Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil.’” (Al-Qashash:55)

Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam.” (Bukhari dan Muslim)

22. Ketika Anda berlebih-lebihan dalam masalah makan-minum, berpakaian, bertempat tinggal, dan berkendaraan. Gandrung pada kemewahan yang tidak perlu. Sementara, begitu banyak orang di sekeliling Anda sangat membutuhkan sedikit harta untuk menyambung hidup.

Ingat, Allah swt. telah mengingatkan hal ini, ”Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (Al-A’raf:31). Bahkan, Allah swt. menyebut orang-orang yang berlebihan sebagai saudaranya setan. Karena itu Allah memerintahkan kita untuk, “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang terdekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.” (Al-Isra’:26)

Rasulullah saw. bersabda, “Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah.” (Al-Silsilah Al-Shahihah, nomor 353).

Kesembuhan Itu Milik Allah


Sesungguhnya kesembuhan itu milik Allah. Kata-kata yang telah dijadikan perangsang bagi memotivasikan diri sendiri dan insan lain yang sedang sakit dalam menghadapi keadaan kesihatan yang tidak mengizinkan. Begitulah antara ujian kecil berupa penyakit yang dihidapi oleh kebanyakan insan yang telah dipilih oleh Allah sebagai bukti kasih sayang-Nya, kafarah dosa dari-Nya, dan peningkatan darjat hambaNya.
Sesungguhnya penyakit yang diturunkan oleh Allah ini banyak menguji ketahanan fizikal dan mental, kerana tempoh  tersebut merupakan titik tolak ke arah kesedaran bahawa kematian akan mengejar kita bila-bila masa sama ada bersedia atau tidak.
"Di mana jua kamu berada, maut akan mendapatkan kamu (bila sampai ajal), sekalipun kamu berada dalam benteng-benteng yang tinggi lagi kukuh." [al-Nisaa' 4:78]
Mengingati saat menziarahi jenazah suami kepada seorang sahabat yang meninggal dunia secara tiba-tiba tahun lepas telah banyak mengubah paradigma tentang kematian itu sendiri. Sama ada kita bersedia atau tidak, bertaubat atau belum bertaubat, ajal itu pasti akan datang, cuma waktu dan ketikanya sahaja tidak diketahui. Cuma persoalannya, adakah kita telah bersedia dengan bekalan-bekalan yang disediakan? Adakah cukup bekalan yang disediakan? Bagaimanakah keadaan kita semasa dalam alam kubur? Bernasib baik atau sebaliknya?
Hal ini sedikit sebanyak telah menghantui diri sendiri sehingga telah mewujudkan suatu ketakutan yang luar biasa dalam diri. Hal ini ditambah pula dengan penyakit yang dialami yang masih tidak sembuh-sembuh, telah meningkatkan lagi tahap ketakutan dan pada masa yang sama telah mewujudkan satu situasi yang tegang dalam emosi, fikiran serta memberi tekanan kepada diri sendiri.
Namun begitu, ketahanan mental dan fizikal berteraskan ayat-ayat Allah telah berjaya mengatasi masalah tekanan tersebut sehingga dapat kembali mewujudkan satu senario yang aman dan tenang hingga kembali semula kepada keadaan asal. Mengingati mati dapat melembutkan hati, tetapi apabila mengingati kematian itu secara negatif, hal ini akan dapat memberikan kesan negatif kepada diri sendiri.
Apabila kita bergantung sepenuhnya kepada Allah, menyerahkan segala-segalanya kepada Dia, berdoa bersungguh-sungguhnya kepada-Nya, Sesungguhnya Dia yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, akan mengabulkan dan memperkenankan doa kita. Berusaha, berdoa,berserah, bertawakal itulah tanda pergantungan seorang hamba kepada Tuhannya.
"Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan solat. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." [Al-Baqarah, 2:153]
Segala masalah penyakit, rujuklah kepada Allah. Daripada-Nya datang segala kebaikan, dan kejahatan juga tidak berlaku dengan izin Allah. Kita perlu berikhtiar, berusaha dan doa-doa kita yang dimakbulkan dan ada juga yang Allah tangguhkan tetapi semuanya perlu dilakukan dengan hati yang ikhlas.
Kuasa penyembuhan semuanya dari Allah. Kita sebagai hamba-Nya perlu redha dengan apa yang ditetapkan kerana setiap apa yang diturunkan kepada kita adalah ujian, sama ada kita dapat redha menerima atau tidak, semuanya untuk meningkatkan darjat kita di samping membersihkan dosa-dosa yang dilakukan.
Tidakkah semua ini adalah rezeki dari Allah, dimana Dia sering memberi perhatian kepada kita, tidakkah ini akan membuatkan kita sentiasa ingat pada-Nya? Anggaplah suatu penyakit itu sesuatu yang positif kerana jika kita redha dengan suatu ujian, Allah akan melipat gandakan pahala kita.Semoga anda semua cepat sembuh begitu juga diriku ini.
Adalah diharapkan artikel ini dapat membawa manfaat kepada semua dan marilah kita saling ingat-mengingati antara satu sama lain. Kelalaian dan kelekaan terhadap duniawi pasti mewujudkan satu jurang yang besar dalam diri kita sendiri dengan Allah.Semoga artikel ini akan menjadi saksi bagi diriku di akhirat kelak sebagai salah satu medium untuk berdakwah kepada pembaca semua.
Redhalah dengan ujian yang kecil ini kerana ujian itu adalah hadiah dan cinta dari Allah. Bersabarlah dengan penyakit yang menimpa ini dan yakin akan sembuh kerana sesungguhnya kesembuhan itu milik-Nya, tiada apa yang kita cari melainkan dalam kembara hidup ini selain memburu cinta dan rindu-Nya.
Ungkapan syukur yang tidak terhingga kepada Allah kerana penyakit yang ditimpakan kepada diriku tidaklah sehebat penyakit kritikal yang dihidapi oleh insan lain, walaupun kecil, penyakit ini tetap memberi kesan yang kuat terhadap sistem ketahanan fizikal disamping memberi tekanan yang hebat terhadap mentalku. Aku bersyukur aku masih diberi kesempatan oleh Allah untuk menghirup udaranya yang segar ini. Berusaha, berdoa dan bertawakal itulah kekuatan sebenarnya dalam penyembuhan penyakit ini. Yakin dan positiflah dengan ujian penyakit yang diturunkan kepada kita.
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." [Al-Ankabut, 29:2-3]
Akhir kata, jadikan ayat-ayat Allah sebagai peransang dalam meningkatkan motivasi dalaman kita dalam membentuk keperibadian soleh dan solehah.
"Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman." [Al-Imran, 3:139]
Sesungguhnya Dialah yang mencipta perasaan cinta dan rindu itu. Semoga Dia yang sangat kita cintai dan kita rindui akan tetap terpahat kukuh dalam jiwa dan sanubari kita. Wallahua'lam.

Langit, Bumi, Ruang & Masa


"Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui."(Surah Al-Baqarah 2: Ayat 22)
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاء فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak menuju langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."(Surah Al-Baqarah 2: Ayat 29)
 

April Fool: Hari Umat Islam Dibunuh

Bulan Mac telah melabuhkan tirainya. Bulan April kini menjelma. Terdapat suatu kebiasaan jahiliyah yang harus kita berwaspada  sebagai seorang Muslim iaitu 1 April sebagai  hari ‘April Fool’. April Fool  adalah hari di mana orang-orang diperbolehkan untuk menipu atau berbohong tetapi orang lain. Tetapi tahukah anda apakah itu April Fool  yang sebenarnya?

Sejarah April Fool

Sebenarnya April Mop adalah sebuah perayaan hari kemenangan atas pembunuhan ribuan umat Islam di Sepanyol oleh tentera salib yang dilakukan melalui cara-cara penipuan. Oleh sebab itulah mereka merayakan April Fool dengan cara membolehkan penipuan dan pembohongan walaupun ia dikaburi dengan alasan kononnya ia hanya sekadar suatu hiburan atau gurauan belaka.

Kebiasaannya orang akan mengatakan bahawa April Fool (yang hanya berlaku pada tanggal 1 April) adalah hari di mana kita boleh menipu kawan, orang-orang tua, saudara-mara atau sesiap sahaja, dan mangsa gurauan itu pula tidak boleh marah atau beremosi apabila sedar bahawa dirinya telah menjadi sasaran April Fool. Biasanya si mangsa, jika sudah sedar terkena April Fool, maka dirinya juga akan ketawa bersama-sama atau hanya sekadar pada bengang, bukan betul-betul marah.

Walaupun ia tidak  sehebat  perayaan tahun baru atau Valentine's Day, budaya April Fool dalam dua dekad ini telah menggambarkan kecenderungan yang semakin menyatu dalam masyarakat ketika ini terutamanya di kalangan anak-anak muda. Tidak mustahil jika pada masa akan datang ia akan merebak ke masyarakat perkampungan. Ironinya, masyarakat dengan sangat  mudah terikut-ikut budaya Barat ini tanpa kajian dan kritikan terlebih dahulu, sama ada adakah budaya itu baik ataupun tidak, atau adakah ia bermanfaat atau sebaliknya.

Perayaan April Fool bermula daripada suatu tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan. Perayaan April Fool atau dikenali sebagai The April's Fool Day, bermula daripada satu episod sejarah tragedi besar yang sangat menyedihkan dan memilukan yang menimpa kaum Muslimin di Sepanyol pada tahun 1487 M, atau bertepatan dengan 892 H.

Sejak Sepanyol dibebaskan oleh Islam pada abad ke-8 M oleh Amirul Jihad, Thariq bin Ziyad, Sepanyol beransur-ansur tumbuh menjadi negeri yang makmur. Tentera-tentera Islam bukan hanya berhenti di Sepanyol, malah terus-menerus melakukan pembebasan di kawasan-kawasan dalam Perancis. Perancis Selatan dengan sangat mudah dibebaskan. Kota Carcassone, Nimes, Bordeaux, Lyon, Poitou, Tours dan kawasan-kawasan yang lain telah dibebaskan oleh Islam. Walaupun tentera Islam kuat, pasukan Islam masih memberi peluang kepada suku Goth dan Navaro di daerah yang berada di sebelah barat di kawasan  pergunungan. Islam tela hmemberikan kemakmuran di Sepanyol.

Oleh kerana sikap para penguasa Islam yang begitu baik dan rendah hati, ramai orang-orang Sepanyol yang kemudiannya dengan tulus dan ikhlas memeluk Islam. Umat Islam Sepanyol bukan sahaja beragama Islam, namun bersungguh-sungguh mempraktikkan kehidupan secara Islami. Bukan sekadar membaca Al-Qur'an, namun bertingkah-laku berdasarkan Al-Qur'an. Mereka sentiasa mengatakan ‘tidak’  untuk arak, pergaulan bebas dan semua perkara yang dilarang oleh Islam. Keadaan yang harmoni ini berlangsung selama hampir 6 abad.

Selama itu juga, pihak  kafir yang masih berada di sekeliling Sepanyol tanpa kenal penat lelah terus berusaha untuk menghancurkan Islam dalam Sepanyol. Namun, mereka sentiasa menemui kegagalan. Maka dihantarlah sejumlah mata-mata untuk memerhati kelemahan umat Islam di Sepanyol.

Akhirnya mereka menemui cara untuk menakluk Islam, iaitu dengan  melemahkan iman mereka melalui serangan pemikiran dan budaya. Maka dalam diam mereka mula menyeludup masuk minuman keras dan rokok secara percuma ke dalam wilayah Sepanyol. Muzik-muzik dipersembahkan bagi melalaikan para pemuda Islam Sepanyol agar lebih suka menyanyi dan menari daripada membaca Al Qur'an. Mereka juga mengirim beberapa ulama’ palsu untuk meniupkan idea  perpecahan ke dalam tubuh umat Islam di Sepanyol. Lama-kelamaan usaha ini membuahkan hasil.

Akhirnya Sepanyol jatuh dan dikuasai tentera salib. Serangan tentera salib dilakukan dengan kejam tanpa mengenal perikemanusiaan. Bukan hanya tentera-tentera Islam yang dibunuh, malah termasuk masyarakat awam, wanita-wanita, anak-anak kecil dan orang-orang tua. Satu demi satu daerah di Sepanyol ditakluk oleh tentera salib.

Granada adalah daerah terakhir yang ditakluk. Penduduk  Islam di Sepanyol ( yang juga dikenali sebagai orang Moor) terpaksa berlindung di dalam rumah untuk menyelamatkan diri. Tentera-tentera salib terus menerus mengejar mereka. Apabila jalan-jalan dalam keadaan sunyi sepi, yang tinggal hanyalah  sisa-sisa ribuan mayat yang bergelimpangan yang bermandikan darah.  Tentera salib mengetahui bahawa masih ramai umat Islam di Granada yang masih bersembunyi dalam rumah masing-masing. Dengan lantang tentera-tentera salib meneriakkan pengumuman bahawa umat Islam di Granada boleh keluar dari rumah mereka dengan aman dan dibenarkan untuk berlayar keluar dari Sepanyol dengan membawa barang-barang keperluan mereka.

Orang-orang Islam pada mulanya masih curiga dengan tawaran tersebut. Beberapa orang Muslim diizinkan untuk melihat sendiri kapal-kapal layar yang sudah disiapkan di pelabuhan. Setelah benar-benar melihat terdapat kapal yang sudah disediakan untuk mereka, mereka pun segera bersiap untuk meninggalkan Granada dan berlayar meninggalkan Sepanyol.

Keesokan harinya, ribuan penduduk Islam Granada keluar dari rumah-rumah mereka dengan membawa seluruh barang-barang keperluan, berjalan beriringan menuju ke pelabuhan. Beberapa orang Islam yang tidak mempercayai pasukan salib memilih untuk bertahan dan terus bersembunyi di rumah-rumah mereka. Setelah ribuan umat Islam Sepanyol berkumpul di pelabuhan, dengan pantas tentara salib menggeledah rumah-rumah yang telah ditinggalkan para penghuninya. Api dilihat menjulang-julang ke angkasa setelah mereka membakar rumah-rumah tersebut bersama-sama dengan orang-orang Islam yang masih bertahan bersembunyi di dalamnya.

Ribuan umat Islam yang lain terkandas di pelabuhan dan hanya mampu tergamam apabila melihat tentera salib membakar pula kapal-kapal yang dikatakan akan mengangkut mereka untuk  keluar dari Sepanyol. Kapal-kapal tersebut dengan cepat tenggelam ke dalam lautan. Ribuan umat Islam tidak dapat melakukan apa-apa kerana tidak mempunyai sebarang senjata. Mereka juga kebanyakannya terdiri daripada  perempuan-perempuan dan anak-anak mereka yang masih kecil. Tentara salib telah mengepung mereka dengan pedang yang terhunus.

Dengan satu teriakan arahan dari pemimpin mereka, ribuan tentera salib segera membunuh umat Islam Sepanyol tanpa rasa belas kasihan. Jeritan, tangisan dan takbir memecah suasana. Seluruh kaum Muslimin Sepanyol di pelabuhan tersebut habis dibunuh dengan kejam. Mayat bergelimpangan di merata-rata tempat. Laut yang biru telah berubah menjadi merah kehitaman.

Tragedi ini bertepatan pada tanggal 1 April. Inilah yang kemudiannya diperingati oleh dunia Kristian apabila tibanya 1 April sebagai April Fool (The April's Fool Day). Pada tanggal 1 April, orang-orang dibolehkan untuk menipu dan berbohong terhadap orang lain. Bagi umat Kristian, April Fool merupakan hari kemenangan atas pembunuhan ribuan umat Islam di Sepanyol oleh tentera salib melalui cara-cara penipuan. Oleh sebab itulah mereka merayakan April Fool dengan cara membolehkan penipuan dan pembohongan walaupun diselaputi dengan alasan sekadar sebagai hiburan atau gurauan semata-mata.

Bagi umat Islam, April Fool  merupakan tragedi yang sangat menyedihkan. Hari di mana ribuan saudara seiman mereka disembelih dan dibunuh oleh tentera salib di Granada, Sepanyol. Oleh sebab itu, adalah tidak patut bagi umat Islam untuk turut serta dalam  merayakan tradisi ini. Sesiapapun orang Islam yang turut merayakan April Fool, maka ia sesungguhnya sedang  meraikan ulang tahun pembunuhan kejam ribuan saudara mereka di Granada, Sepanyol pada 5 abad yang silam.

Jadi, perhatikanlah di sekeliling anda, anak-anak anda dan diri anda sendiri daripada terkena virus jahilApril Fool tanpa kita sedari. Wallahua’lam.

Senyum Itu Sunnah


Nabi Muhammad sallallahu 'alaihi wasallam telah meluluhkan hati sesiapa saja dengan senyuman baginda. Baginda mampu memikat hati dengan senyuman. Baginda menumbuhkan harapan dengan senyuman. Baginda mampu menghilangkan sikap keras hati dengan senyuman. Dan baginda saw. mensunnahkan dan memerintahkan umatnya agar menghiasi diri dengan akhlak mulia ini. Bahkan baginda menjadikan senyuman sebagai lahan berlumba dalam kebaikan.
Seorang sahabat yang tidak memiliki apa pun untuk disedekahkan bertanya, "Jika kami ingin bersedekah, namun kami tidak memiliki apa pun, lantas apa yang boleh kami sedekahkan dan bagaimana kami menyedekahkannya ?"
Rasulullah SAW bersabda, "Senyum kalian bagi saudaranya adalah sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang yang tersesat juga sedekah." (HR Tirmizi dan Abu Dzar).
Dalam hadis lain disebutkan bahawa senyum itu ibadah,"Tersenyum ketika bertemu saudaramu adalah ibadah." (HR Trimidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi).
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah.” Al-Tirmidzi dalam sahihnya.
Diriwayatkan dari Jabir dalam sahih Bukhari dan Muslim, berkata, “Sejak aku masuk Islam, Rasulullah saw tidak pernah menghindar dariku. Dan baginda tidak melihatku kecuali baginda pasti tersenyum kepadaku.”
Senyum Lagi
Ketika menikahkan puteri bongsunya, Sayyidah Fatimah Az Zahrah, dengan sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhuma, baginda Nabi Muhammad SAW tersenyum lebar. Itu merupakan peristiwa yang penuh kebahagiaan.
Hal serupa juga diperlihatkan Rasulullah SAW pada peristiwa Fathu Makkah, pembebasan Makkah, kerana hari itu merupakan hari kemenangan besar bagi kaum muslimin. “Hari itu adalah hari yang penuh dengan senyum panjang yang terukir dari bibir Rasulullah SAW serta bibir seluruh kaum Muslimin” tulis Ibnu Hisyam dalam kitab Al Sirah al-Nabawiyyah.
Satu ungkapan pepatah Cina yang baik untuk kita fikirkan dan renungi: “Seseorang yang tidak boleh tersenyum, janganlah ia membuka sebuah kedai.”
Kesimpulannya, jika anda ingin supaya disukai oleh seseorang, maka : “Tersenyumlah!!!”
Jika kita ingin orang yang jauh dari agama, mula mendekati agama, maka orang yang ber’title’kan agama perlulah membuatkan orang suka kepadanya disebabkan ia sebab dan punca orang mendekati agama. Maka modalnya murah sahaja iaitu : “ Tersenyumlah!!!”
Jika, kita ingin orang bukan Islam mendekati agama Islam. Maka kita orang agama yang menjadi pengawal pintu bagi orang bukan Islam memasuki pintu Islam perlu mula belajar dengan mudah caranya iaitu : “ Tersenyumlah!!!”
Bayangkan apabila anak muda datang dengan seluar jeansnya ke masjid, maka ia mula disapa dengan kata manis seorang Imam,
“anak muda yang dihormati, jemputlah masuk masjid …rumah ibadah kita bersama.”
Bukankah itu indah?
Kadangkala kita bersusah payah untuk tersenyum dengan orang yang kita jumpa, tetapi terlupa untuk senyum, tersenyum, memberi senyuman dan bermanis muka dengan orang yang ada bersama kita!
Nabi Sulaiman tersenyum kepada semut!
فَتَبَسَّمَ ضَاحِكًا مِّن قَوْلِهَا وَقَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ
"Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa: ""Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh" (Surah An-Naml 27: Ayat ke 19)

Ustaz Mohd Farhan Abdullah Al-Hafiz : Pilih Masjid, Tinggalkan Gereja


Ketika menghadiri forum perdana di Hotel De Palma Ampang, penulis tertarik untuk mengetahui kisah lanjut tentang seorang ahli panel yang merupakan bekas paderi Kristian di Sabah. Alhamdulillah, penulis dapat merungkai perjalanan yang ditempuhi oleh beliau sehingga hatinya kini berpihak kepada Islam. Bagaimana dulu beliau yang pernah memurtadkan 200 orang Islam kini berjaya mengislamkan hampir 2000 orang dari pelbagai kaum.
Ustaz Mohd Farhan bin Abdullah Al-Hafiz dahulunya dibesarkan di dalam suasana agama Kristian dan bersekolah Kristian selama lapan tahun. Beliau juga dilatih menjadi Mubaligh Kristian dan mendapat didikan awal dari ayahnya sendiri yang merupakan Ketua Gereja dari Gerakan Penginjilan Sidang Injil Borneo. Semasa menganut agama Kristian, beliau seorang yang sangat taat kepada agama warisan itu dan merupakan pengikut yang fanatik.
Ketika itu, beliau juga mengkaji perbandingan antara Kitab Injil dan Al-Quran. Beliau banyak menelaah tulisan-tulisan Al-Marhum Syeikh Ahmad Deedat yang merupakan pendakwah terhebat di dunia dan pernah berdebat dengan para paderi dari pelbagai tempat di pelosok dunia. Akhirnya dengan kuasa Allah yang tiada tolok bandingnya, mata hati beliau telah terbuka untuk melihat keindahan dan kebenaran agama Islam.
Konsep 'Triniti' Cabar Keyakinan
Menurut pendakwah bebas ini atau nama Kristiannya Pastor Yohanes, terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan beliau hilang keyakinan terhadap agama Kristian. Paling utama ialah mengenai konsep 'triniti'. Dalam konsep yang dipegang oleh orang Kristian ini, mereka mempercayai bahawa Tuhan itu adalah Allah. Namun, Tuhan itu adalah gabungan daripada tiga iaitu bapa, anak dan roh kudus. Mereka juga yakin Nabi Isa yang digelar Jesus sebagai Tuhan mereka kerana baginda ialah anak Tuhan.
Bagaimapun, ketika mengkaji al-Quran selama enam tahun, Ustaz Farhan bertemu firman Allah SWT di dalam al-Quran yang bermaksud, "Demi sesungguhnya, kafirlah orang-orang yang berkata: "Bahawasanya Allah ialah Al-Masih Ibni Maryam) katakanlah (wahai Muhammad): "(Dakwaan itu tidak benar) kerana siapakah yang dapat menahan (seksa) dari Allah sedikit jua pun kalau Ia mahu membinasakan Al-Masih Ibni Maryam beserta ibunya dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya?" Dan (ingatlah) bagi Allah jualah kuasa pemerintahan langit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya. Ia menciptakan apa jua yang dikehendakiNya. Dan (ingatlah) Allah Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu." (al-Maidah: 17)
Kebesaran kalam Allah itu akhirnya telah membuka pintu hati Ustaz Farhan untuk memeluk agama Islam. Justeru, pada tanggal 26 Februari 1990, beliau telah melafazkan dua kalimah syahadah dan rasmilah menjadi umat Nabi Muhammad SAW. Bagaimanapun, ternyata bukan mudah pengislaman beliau diterima oleh keluarga. Beliau telah dihalau dari rumah dan dibuang oleh keluarga.
Cabaran Setelah Bergelar Muslim
Namun, sebelum beliau melangkah kaki meninggalkan rumah dalam keadaan sehelai sepinggang, beliau sempat memeluk ibu bapa dan adik-beradiknya sambil berkata, "Ayah, ibu, maafkan saya. Sungguhpun ayah ibu halau dan benci dengan saya, serta tidak mengakui saya sebagai anak, tetapi saya tidak jadikan Islam yang saya pilih sebagai pemisah hubungan antara seorang anak dengan ibu bapanya". Selepas itu, beliau sentiasa berdoa di dalam solat hajat supaya dibukakan pintu hati keluarganya memeluk agama suci ini.
Menjadi seorang Muallaf tidak membataskan dirinya untuk berusaha mendalami Islam dan mengkhatam al-Quran. Pengajian beliau bermula di Pusat Latihan Dakwah Keningau, PERKIM Petaling Jaya dan pelbagai institusi pengajian Islam. Beliau juga telah berjaya mengkhatam al-Quran pada penghujung tahun 1998.
Benarlah Allah pasti membantu hamba-Nya yang bersabar dan redha dengan ujian-Nya. Akhirnya ayah dan ibu serta adik-beradiknya memeluk Islam. Malah, setahun selepas itu, 30 keluarga terdekat juga telah berjaya diislamkan oleh beliau. Beliau kemudiannya menyambung pelajaran di Universiti Al-Azhar, Mesir dan bergiat aktif dalam memberi ceramah dan forum kepada para pelajar Malaysia tentang kepentingan dan kewajipan berdakwah setelah kembali ke Malaysia.
Perjuangan Dakwah
Sekembalinya beliau ke tanah air, beliau mula berjuang demi agama yang tercinta. Beliau memberi ceramah berkenaan "Murtad dan Kenapa Saya Memeluk Islam" ke seluruh negara. Disamping itu, beliau turut mengadakan kuliah-kuliah bulanan di masjid-masjid dan surau-surau sekitar Kuala Lumpur dan Selangor. Ada kalanya beliau dijemput memberi ceramah di Singapura, Sabah, Sarawak dan Brunei.
Usaha dakwah seorang pejuang yang cekal ini diperhebat lagi dengan tertubuhnya dua pusat tahfiz iaitu Akademi Tahfiz Al-Quran Wal Hadith (ATAQWA) dan Pusat Pengajian Tahfiz Al-Quran Bestari (PPTQB). Dua pertubuhan ini adalah kerjasama bersama rakan-rakan seperjuangan beliau di Mesir. Beliau juga mengasaskan "Program Dakwah Bergerak" bagi misi dakwah Islamiyah di Sabah dan Sarawak.
Mengulas mengenai persoalan mengapa masih ada orang bukan Islam yang tidak tertarik dengan Islam sedangkan Islam itu terang-terangan sebuah agama yang indah dan lengkap untuk dijadikan panduan kehidupan, Ustaz Farhan berkata, "Halangan utama yang membuatkan orang bukan Islam tidak tertarik dengan Islam apabila orang Islam sendiri tidak menunjukkan imej dan contoh teladan yang baik. Ramai umat Islam yang tidak beramal dengan ajaran Islam dan terlibat dengan gejala sosial dan maksiat kerana jahil dalam ilmu agama."
Justeru, jelas beliau lagi, umat Islam haruslah segera kembali kepada ajaran Islam yang sebenar. Ia dapat dilakukan dengan cara beramal dengan Islam, menghayati ajaran yang terkandung di dalam al-Quran dan menyebarkannya. Kewajipan berdakwah pula adalah perlu bagi melahirkan ummah yang bersatu dan berpegang teguh pada tali Allah SWT. Maka, pihak kerajaan dan rakyat perlu berganding bahu memainkan peranan masing-masing mengembalikan jati diri, sahsiah, akhlak dan imej umat Islam sejati.
Betapa besarnya perjuangan yang beliau lakukan demi menegakkan syariat Allah di muka bumi. Kita sebagai seorang Muslim yang memang Islam sejak dilahirkan lagi seharusnya mempunyai semangat jihad dan cintakan agama yang lebih tinggi! di akhir kata, beliau menyeru agar seluruh umat Islam sama-sama menjaga nikmat iman dan Islam di dalam diri, keluarga dan masyarakat agar tidak terkeluar dari Islam baik dari sudut perbuatan, ucapan dan tingkah laku.