Salam.. Selamat meraikan syawal disamping keluarga yang tercinta; Ada yang ceria, tidak dilupa juga yang sedang berduka. Semoga Allah merahmati kita semua.
Apakah aku masih berpeluang untuk bertemu Ramadhan yang seterusnya? Hanya Allah yang tahu..
Warkah ini mungkin tiada kaitan dengan anda; Tapi bacalah, semoga beroleh manfaat darinya.
===
WARKAH CINTA UNTUK AYAH & IBU
Assalamualaikum..
Untuk AYAH & IBU yang aku cintai…
Kalian berdualah jiwa ku.. Yang selalu memberikan semangat dan senyum dalam hari-hariku.. Senyum kalian, adalah kehidupan bagiku.. Tangisan kalian, adalah kehancuranku.. Keringat yang bercucuran di wajah kalian, adalah inspirasiku..
Duhai IBU..
Tanpa engkau aku tak akan menjadi seperti ini. Dengan semangatmu yang kuat, aku dapat berdiri tegak di tengah goyahnya jiwaku di terpa pelbagai dugaan. Tanpa mu, aku hanyalah gadis kecil yang tak akan mengerti tentang tenangnya jiwa seorang perempuan yang gagah.
IBU, suaramu begitu merdu aku dengar. Di kala kau menceritakan sebuah kisah sebagai penenang tidur ku. Tapi itu dulu IBU.. Dulu.. sebelum aku mengenal kata-kata teguranmu. Namun, di usia ku yang ke 19 ini, aku malu jika kau masih memarahiku. Entah mengapa? Aku tak ada alasan yang tepat sehingga aku malu mengakuinya. Ya.. begitu sombongnya aku. Namun, begitu aku selalu merindukan hal itu IBU.
IBU, kau adalah perempuan yang paling kuat yang pernah ku kenali. Aku pernah mendengar ceritamu mengenai Sayidatina Siti Khadijah R.A, isterinya baginda Rasulullah SAW, seorang yang penyabar dan tabah semangatnya dalam mengharungi hidup kepada pesuruh Allah yang agung.
Tugas dan tanggungjawab sebagai isteri dengan memberikan dorongan dan semangat kepada Rasulullah SAW dilaksana sebaik mungkin.. Ya IBU.. hebatnya beliau!
Siapa yang tak kenal akannya.. Dan mungkin masih banyak lagi wanita-wanita lain yang sama seperti mereka, atau hampir sepertinya..
IBU, KAU PERMATA HATIKU
Namun, di mataku.. kaulah wanita yang paling tabah itu IBU! Kaulah perempuan yang tak pernah dan tak ingin kalah dengan semua keadaan hidup yang begitu sukar di jalani.
IBU, kau bagaikan malaikatku.. Sewaktu kecil, begitu telitinya kau menjagaku.. Tidak akan kau biarkan seekor nyamuk pun yang menggigiti kulit halusku di waktu itu.. Di saat aku sakit, kau rela tidak tidur untuk menjagaku dan mendamaikan hatiku.. Sentuhanmu, membuatku tak berdaya. Ya.. bagaikan terusap oleh hembusan angin di kala senja.
Tapi, apa yang dapat ku berikan pada mu saat ini IBU? Tidak ada! Aku hanya dapat menyusahkanmu.. Membuatmu sedih dengan semua kata-kata dan perbuatan yang terkadang menyakitkan hatimu.. Aku hanya membuatmu gelisah, ketika aku lupa waktu pulang kerana kesibukanku sebagai mahasiswa, lalu terkadang aku bertanya? Apakah Allah akan memaafkanku, dengan apa yang telah aku lakukan pada mu IBU?
Dengan selembar kertas ini. Aku mohon maaf pada mu IBU. Aku tahu, maafku tidak akan bererti apa-apa. Kerana di dalam lubuk hatimu, kau selalu menutup kesalahanku yang begitu banyak ini, dengan CINTAmu yang begitu sangat besar.
Ya.. aku belum mampu membahagiakanmu saat ini IBU.. Namun, di setiap sujudku, namamu selaluku panggil. Jikalau waktu dunia tak berkehendak untuk kita selalu bersama, tapi aku yakin, di akhirat nanti kita akan saling berpelukan, sambil menikmati indahnya syurga akhirat.. Amin..
AYAH, BERKORBAN APA SAJA
AYAH.. wajahmu selalu tegar.. Walau kulitmu sudah mula kerepot, dan tubuhmu tidak lagi segagah yang dulu.. Namun, aku masih sangat mengenalimu sebagai seorang lelaki yang selalu memberikan semangat dan cinta hingga rela berkorban untuk sang anaknya yang naif ini.
Betapa sering aku mengecewakanmu AYAH.. Dengan semua keluh kesahku padamu. Dan betapa tak sedar dirinya aku. Ketika aku sampai marah padamu, kerana engkau tak memberikan belanja yang cukup padaku..
Padahal disebaliknya, keringatmu mengalir deras, untuk mendapatkan sedikit wang demi memberi nafkah dan menyekolahkan anaknya ini.. Lalu kau tak lena tidur di waktu malam, untuk memikirkan hari esoknya.
AYAH, aku begitu takut. Dikala doktor berkata bahawa kau harus banyak berehat. Penyakit darah tinggi yang telah menyelamimu sejak puluhan tahun yang lalu, memaksa dirimu untuk berhenti bekerja, dan berhenti memikirkan hal-hal yang berat..
Dari itu ku tahu AYAH.. Begitu berat beban yang kau rasakan. Aku sempat berfikir, akan adakah waktu untukku memberi khidmat kepadamu? Namun secepat mungkin aku menghilangkan fikiran itu. Kerana sesungguhnya, aku belum siap untuk kehilanganmu.. Aku mencintaimu AYAH..
Aku tahu, kau hanya sempat menghabiskan pelajaran sekolah rendahmu. Kau tak sempat mengecapi rasanya menjadi seorang mahasiswa. Namun, begitu hebatnya kau AYAH. Tekad mu sungguh sangat besar untuk menyekolahkan kelima-lima anakmu ini untuk menjadi sarjana-sarjana yang kau banggakan..
Aku tahu, itu semua tidaklah akan terhasil dari sebuah pengorbanan yang sangat besar. Sekarang, tiga anak mu sudah menjadi sarjana AYAH... Dan kami telah berjanji bersama. Untuk membahagiakanmu nantinya.
AYAH.. IBU..
Ketika aku menuliskan surat cinta ini, air mataku tak henti mengalir membasahi pipiku. Kerana aku malu AYAH.. IBU.. aku malu pada diriku sendiri. Yang belum mampu membahagiakan kalian. Aku malu, dikala aku selalu saja meminta, meminta dan terus meminta, tanpa memperhatikan keadaan kalian sebenarnya..
Aku sangat mencintaimu, AYAH.. IBU.. sangat mencintai kalian..
Maafkanlah aku.. maafkanlah aku, yang belum mampu membalas cinta kalian seutuhnya. Aku yakin, Allahlah yang akan membalasnya, lebih besar dari apa yang mampu kami lakukan nanti..
Ketika surat ini telah kalian baca keseluruhanya, aku ingin sebuah pelukan hangat dari kalian berdua.. Aku ingin mencium kaki kalian, dan meminta maaf padamu, AYAH, IBU.
Ya.. hanya menulis sebuah surat ini yang mampu aku lakukan.. Wajah kalian, akan menjadi kekuatanku, di saat aku lemah. Menjadi inspirasiku, di saat aku diuji. Dan menjadi cita-citaku, untuk selalu membahagiakan kalian..
Amat besar hajat di hati anakmu ini AYAH, IBU membawakan kalian bersama kami anak-anakmu ini bersama para pecinta ilmu keKonvensyen 'The Bidadari' & 'School of Sahabah' pada 30 & 31 Ogos ini di Putrajaya. Hanya ini secebis kasih yang mampu aku sumbangkan dan harapkan kalian dapat bersamaku.
Terima kasih AYAH..
Terima kasih IBU..
Aku mencintaimu AYAH..
Aku mencintaimu IBU..
No comments:
Post a Comment