Wednesday, June 30, 2010

Sekuntum Cinta Pengantin Syurga

Cinta itu mensucikan akal, mengenyahkan kekhawatiran, memunculkan keberanian, mendorong berpenampilan rapi, membangkitkan selera makan, menjaga akhlak mulia, membangkitkan semangat, mengenakan wangian, memperhatikan pergaulan yang baik, serta menjaga adab dan keperibadian.

Tapi cinta juga merupakan ujian bagi orang-orang yang soleh dan cubaan bagi ahli ibadah,” Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah dalam bukunya Raudah Al-Muhibbin wa Nuzhah Al-Musytaqin memberikan komentar mengenai pengaruh cinta dalam kehidupan seseorang.

Bila seorang kekasih telah singgah di hati, fikiran akan terpaut pada cahaya wajahnya, jiwa akan menjadi besi dan kekasihnya adalah magnet. Rasanya selalu ingin bertemu meski sebentar. Memandang sekilas bayangan sang kekasih membuat jiwa ini seakan terbang menuju langit ke tujuh dan bertemu dengan jiwanya.

Indahnya cinta terjadi saat seorang kekasih secara samar menatap bayangan orang yang dikasihi. Bayangan indah itu laksana air yang menyirami, menyegarkan, menyuburkan pepohonan taman di jiwa.

Dahulu di kota Kufah tinggallah seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin beribadat, dia termasuk salah seorang yang dikenal sebagai ahli zuhud. Suatu hari dalam pengembaraannya, pemuda itu melewati sebuah perkampungan yang banyak dihuni oleh kaum An-Nakha’. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari-hari berjalan maka singgahlah dia di kampung tersebut. Di persinggahan si pemuda banyak bersilaturahim dengan kaum muslimin. Di tengah kekhusyu’annya bersilaturahim itulah dia bertemu dengan seorang gadis yang cantik jelita.

Sepasang mata bertemu, seakan saling menyapa, saling bicara. Walau tak ada gerak lidah! Tak ada kata-kata! Mereka berbicara dengan bahasa jiwa. Karena bahasa jiwa jauh lebih jujur, tulus dan apa adanya. Cinta yang tak terucap jauh lebih berharga dari pada cinta yang hanya ada di ujung lidah. Maka jalinan cinta pun tersambung erat dan membuhul kuat. Begitulah sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila. Sebagai anak muda, tentu dia berharap cintanya itu tak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal, tapi menjelma menjadi kenyataan.

Benih-benih cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar, pertemuan yang berlangsung sangat sekejap, pertemuan yang selalu terhalang oleh hijab. Demikian pula si gadis merasakan hal serupa sejak melihat pemuda itu pada kali yang pertama.

Begitulah cinta, ketika ia bersemi dalam hati… terkembang dalam kata… terurai dalam perbuatan…Ketika hanya berhenti dalam hati, itu cinta yang lemah dan tidak berdaya. Ketika hanya berhenti dalam kata, itu cinta yang disertai dengan kepalsuan dan tidak nyata…

Ketika cinta sudah terurai jadi perbuatan, cinta itu sempurna seperti pohon; akarnya terhujam dalam hati, batangnya tertegak dalam kata, buahnya menjumbai dalam perbuatan. Persis seperti iman, terpatri dalam hati, terucap dalam lisan, dan dibuktikan oleh amal.

Semakin dalam makna cinta direnungi, semakin besar fakta ini ditemukan. Cinta hanya kuat ketika ia datang dari pribadi yang kuat, bahawa integriti cinta hanya mungkin lahir dari peribadi yang juga punya integriti. Kerana cinta adalah keinginan baik kepada orang yang kita cintai yang harus menampak setiap saat sepanjang kebersamaan.

Begitupun dengan si pemuda, dia berpikir cintanya harus diselamatkan! Agar tidak jadi liar, agar selalu ada dalam keabadian. Ada dalam bingkai syari’atnya. Akhirnya dia pun mengutus seseorang untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak selalu seiring sejalan dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan putera bapak saudaranya.

Mendengar keterangan ayah si gadis itu, pupus sudah harapan si pemuda untuk menyemai cintanya dalam keutuhan syari’at. Gadis yang telah dipinang tidak boleh dipinang lagi. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, samping kiri, atau samping kanan. Mereka sadar betul bahwa jalinan asmaranya harus diakhiri, kerana kalau tidak, justeru akan merusak ’anugerah’ Allah yang terindah ini.

Bayangkan, bila dua kekasih bertemu dan masing-masing silau serta mabuk oleh cahaya yang terpancar dari orang yang dikasihi, ia akan melupakan harga dirinya, ia akan melepas baju kemanusiaannya dengan menabrak tabu. Dan, sekali bunga dipetik, ia akan layu dan akhirnya mati, dipijak orang karena sudah tak berguna. Jalan belakang ’back street’ tak ubahnya seperti anak kecil yang merusak mainannya sendiri. Penyesalan pasti akan datang belakangan, menangispun tak berguna, menyesal tak mengubah keadaan, badan hancur jiwa binasa.

Cinta si gadis cantik dengan pemuda tampan masih menggelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis berfikir barangkali masih ada celah untuk bisa ’diikhtiarkan’ maka rencanapun disusun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis mengutus seorang hambanya untuk menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya:

”Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan karenanya betapa besar penderitaanku terhadap dirimu sekalipun cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan datang berkunjung ke rumahmu atau aku akan memberikan kemudahan kepadamu bila engkau mau datang ke rumahku.”

Setelah membaca isi surat itu dengan seksama, si pemuda tampan itu pun berpesan kepada kurir pembawa surat wanita pujaan hatinya itu.

“Kedua tawaran itu tidak ada satu pun yang kupilih! Sesungguhnya aku takut akan siksaan hari yang besar bila aku sampai derhaka kepada Tuhanku. Aku juga takut akan neraka yang api dan jilatannya tidak pernah surut dan padam.”

Pulanglah kurir kekasihnya itu dan dia pun menyampaikan segala yang disampaikan oleh pemuda tadi.

Tawaran ketemuan? Dua orang kekasih? Sungguh sebuah tawaran yang memancarkan harapan, membersitkan kenangan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta dirampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika. Dan berubah menjadi naga yang memuntahkan api dan menghancurkan harga diri kita. Sungguh heran bila saat ini orang suka menjadi korban dari amukan api yang meluluhlantakkan harga dirinya, dari pada merasakan keindahan cintanya.

“Sungguh selama ini aku belum pernah menemukan seorang yang zuhud dan selalu takut kepada Allah swt seperti dia. Demi Allah, tidak seorang pun yang layak menyandang gelar yang mulia kecuali dia, sementara hampir kebanyakan orang berada dalam kemunafikan.” Si gadis berbangga dengan kesalehan kekasihnya.

Setelah berkata demikian, gadis itu merasa tidak perlu lagi kehadiran orang lain dalam hidupnya. Pada diri pemuda itu telah ditemukan seluruh keutuhan cintanya. Maka jalan terbaik setelah ini adalah mengekalkan diri kepada ’Sang Pemilik Cinta’. Lalu diapun meninggalkan segala urusan duniawinya serta membuang jauh-jauh segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Memakai pakaian dari tenunan kasar dan sejak itu dia tekun beribadat, sementara hatinya merana, badannya juga kurus oleh beban cintanya yang besar kepada pemuda yang dicintainya.

Bila kerinduan kepada kekasih telah membuncah, dan dada tak sanggup lagi menahahan kehausan untuk bersua, maka saat malam tiba, saat manusia terlelap, saat bumi menjadi lengang, diapun berwudlu. Shalatlah dia dikegelapan gulita, lalu menengadahkan tangan, memohon bantuan Sang Maha Pencipta agar melalui kekuasaa-Nya yang tak terbatas dan dapat menjangkau ke semua wilayah yang tak dapat tersentuh manusia., menyampaikan segala perasaan hatinya pada kekasih hatinya. Dia berdoa karena rindu yang sudah tak tertanggungkan, dia menangis seolah-olah saat itu dia sedang berbicara dengan kekasihnya. Dan saat tertidur kekasihnya hadir dalam mimpinya, berbicara dan menjawab segala keluh-kesah hatinya.

Dan kerinduannya yang mendalam itu menyelimuti sepanjang hidupnya hingga akhirnya Allah memanggil ke haribaanNya. Gadis itu wafat dengan membawa serta cintanya yang suci. Yang selalu dijaganya dari belitan nafsu syaithoni. Jasad si gadis boleh terbujur dalam kubur, tapi cinta si pemuda masih tetap hidup subur. Namanya masih disebut dalam doa-doanya yang panjang. Bahkan makamnya tak pernah sepi diziarahi.

Cinta memang indah, bagai pelangi yang menyihir kesadaran manusia. Demikian pula, cinta juga sangat perkasa. Ia akan menjadi benteng, yang menghalau segala dorongan yang hendak merusak keindahan cinta yang bersemayam dalam jiwa. Ia akan menjadi penghubung antara dua anak manusia yang terpisah oleh jarak bahkan oleh dua dimensi yang berbeda.

Pada suatu malam, saat kaki tak lagi dapat menyanggah tubuhnya, saat kedua mata tak kuasa lagi menahan kantuknya, saat salam mengakhiri qiyamullailnya, saat itulah dia tertidur. Sang pemuda bermimpi seakan-akan melihat kekasihnya dalam keadaan yang sangat menyenangkan.

“Bagaimana keadaanmu dan apa yang kau dapatkan setelah berpisah denganku?” Tanya Pemuda itu di alam mimpinya.

Gadis kekasihnya itu menjawab dengan menyenandungkan untaian syair:

Kasih…

cinta yang terindah adalah mencintaimu,

sebuah cinta yang membawa kepada kebajikan.

Cinta yang indah hingga angin syurga berasa malu

burung syurga menjauh dan malaikat menutup pintu.

Mendengar penuturan kekasihnya itu, pemuda tersebut lalu bertanya kepadanya, “Di mana engkau berada?”

Kekasihnya menjawab dengan melantunkan syair:

Aku berada dalam kenikmatan

dalam kehidupan yang tiada mungkin berakhir

berada dalam syurga abadi yang dijaga

oleh para malaikat yang tidak mungkin binasa

yang akan menunggu kedatanganmu,

wahai kekasih…

“Di sana aku bermohon agar engkau selalu mengingatku dan sebaliknya aku pun tidak dapat melupakanmu!” Pemuda itu mencoba merespon syair kekasihnya

“Dan demi Allah, aku juga tidak akan melupakan dirimu. Sungguh, aku telah memohon untukmu kepada Tuhanku juga Tuhanmu dengan kesungguhan hati, hingga Allah berkenan memberikan pertolongan kepadaku!” jawab si gadis kekasihnya itu.

“Bilakah aku dapat melihatmu kembali?” Tanya si pemuda menegaskan

“Tak lama lagi engkau akan datang menyusulku kemari,” Jawab kekasihnya.

Tujuh hari sejak pemuda itu bermimpi bertemu dengan kekasihnya, akhirnya Allah mewafatkan dirinya. Allah mempertemukan cinta keduanya di alam baqa, walau tak sempat menghadirkan romantismenya di dunia. Allah mencurahkan kasih sayang-Nya kepada mereka berdua menjadi pengantin syurga.

Subhanallaah! Cinta memiliki kekuatan yang luar biasa. Pantaslah kalau cinta membutuhkan aturan. Tidak lain dan tidak bukan, agar cinta itu tidak berubah menjadi cinta yang membabi buta yang dapat menjerumuskan manusia pada kehidupan hewani dan penuh kenistaan. Bila cinta dijaga kesuciannya, manusia akan selamat. Para pasangan yang saling mencintai tidak hanya akan dapat bertemu dengan kekasih yang dapat memupus kerinduan, tapi juga mendapatkan ketenangan, kasih sayang, cinta, dan keridhaan dari dzat yang menciptakan cinta yaitu Allah SWT. Di negeri yang fana ini atau di negeri yang abadi nanti.

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Ruum : 21).

Monday, June 28, 2010

18 Petua Mengasihi Teman Hidup Anda

1. Setiap manusia mudah terangsang melalui penglihatan mata. Pakailah pakaian yang menarik tertarik de boom perhatian pasangan anda. Lemparkan senyuman yang bermakna dan ikhlas. Berdandanlah dengan sempurna dan selitkan jelingan-jelingan manja.

2. Kepulangan pasangan anda ke rumah dari outstation/ tempat kerja perlu disambut dengan gembira. Mana kala jika pasangan anda keluar dari rumah, hantarlah pemergiannya dengan hati yang sedih dan mengharapkan kesetiaannya. Jangan lupa untuk amalkan bersalaman dan berciuman ketika pasangan anda pulang/mahu meninggalkan rumah.

3. Nyatakan rasa sayang anda kepada pasangan setiap hari (ILOVEU 23X kebaboom), walaupun setelah anda beranak cucu. Jangan anggap diri anda terlalu tua untuk itu semua.

4. Sentuh dan belailah pasangan anda selalu. Curi-curi mencium pasangan anda ketika tidak dilihat oleh orang lain. Pegang tangannya atau bahunya bila berjalan-jalan. (sure romantik bangat)

5. Amalkan masuk tidur bersama pasangan anda. Inilah antara masa yang paling manis dalam kehidupan berumahtangga. Untuk itu, isteri berperanan menidurkan anak-anak lebih awal.

6. Jika anda meminta pertolongan dari pasangan anda dan pasangan anda membantu tetapi tidak sempuna perbuatannya, jauhilah dari berleter atau marah kepadanya. Ini akan hanya menyebabkannya berjauh hati dan merajuk. (karang tak pasal2 kena pujuk)

7. Jagalah anak-anak anda dengan baik dari segala segi. Elakkan dari sentiasa memarahi anak-anak anda, gunakan strategi memujuk dan mendorong. Jika anda selalu marahkan anak-anak anda di depan pasangan anda, pasangan anda mungkin merasa kurang senang.

8. Selalulah memicit-micit dan mengurut pasangan anda. Amalkan mandi bersamanya dan menggosok-gosok badannya. Jangan sekali mengatakan pasangan anda busuk, pengotor, selekeh, mulut berbau, banyak jerawat atau kata2 yg tidak sepatutnya dilemparkan, kerana hati pasangan anda akan tersentuh apabila anda berkata2 demikian.

9. Apabila anda masuk tidur bersama pasangan anda, bukalah segala pakaian anda dan berselimut bersamanya. Ciumlah dengan ciuman yang hangat, iaitu ciuman yang memberikan pengertian bahawa “hanya kaulah satu-satunya yang ku cingtai”.

10. Elakkan bercerita mengenai pasangan anda kepada orang lain, terutama sekali perkara yg boleh menjatuhkan air muka pasangan anda. Jika perlu pun, ceritalah perkara-perkara yang baik sahaja. Itulah tanda anda benar-benar mengasihi pasangan anda.

11. Sekiranya pasangan anda berhajat untuk “bersama” anda, layanilah ia dengan baik walau bagaimanapun kesibukan dan keletihan anda. Banyak perceraian, kecurangan atau kes poligami berpunca dari sikap pasangan yang kurang faham dengan keperluan pasangnya di sudut seks. Kurangnya layanan dan banyaknya alasan menyebabkan pasangan anda berasa bosan.

12. Ketika pasangan anda sakit, tunjukkanlah kesungguhan anda untuk merawatnya dan membangkitkan semula semangatnya, melahirkan kesedihan anda dan harapan anda agar dia lekas sembuh. Dia akan ingat kepada anda dan begitu mengasihi anda kerana dia tahu bahawa anda bukan saja mengasihinya sewaktu dia sihat. Jangan biarkan pasangan anda kesakitan sendiri. Sesungguhnya dalam keadaannya sakit dan anda pula tidak sikit pun menghiraukannya, hati pasangan mudah berkata ‘inginkan
seseorang yg dapat membantu’. Jangan la hanya ingin senang bersama, bila susah tidak hiraukan. Pemikiran lelaki khususnya, tak dapat di baca apabila umurnya 40-an.

13. Apabila pasangan anda meninggal dunia, jagalah anak-anak dengan baik serta berterusanlah menjaga silaturrahim bersama keluarga pasangan anda. Kepada isteri, jika anda melakukan demikian, teruskan la, mudah-mudahan anda akan menemui suami anda disyurga. Sesungguhnya yang paling penting, hormat la suami anda walaupun dia sudah tiada, jangan sekali di caci-keji.

Petua tambahan khusus bagi isteri-isteri yang pengasih..

14. Uruskan perihal suami dari segi pakaian dan makanannya. Bagi isteri yang berkerjaya, selalulah memasak untuk suami. Elakkan suami anda dari selalu makan di luar, kerana air tangan seorang isteri dapat mengeratkan kasih sayang terhadap sesebuah keluarga. Isteri yang bijak menjaga suami akan mengambil berat mengenai dua perkara penting, pertama nafsu batinnya dan kedua nafsu makannya.

15. Ketika suami menghadapi masalah, jangan banyak meminta-minta kerana ini akan menyebabkan suami berdukacita. Walaupun isteri bekerja, usah boros dalam berbelanja, sama-samalah merancang masa depan bersama suami anda. Rujuklah kepada suami anda dalam hal-hal yang mana anda sendiri kurang yakin atau perkara yang melibatkan kesan terhadap ekonomi rumahtangga.

16. Bila anda tidur, sentiasalah mengadap suami anda. Jika pun anda hendak membelakanginya minta izin darinya atau anda berpusing sambil menyentuhnya. Cubalah tidur berbantalkan bahu suami anda, anda dan suami akan merasakan kenikmatannya.

17. Sesekali, ajaklah pula suami anda berjima’. Jika anda merasa malu untuk menyatakannya, lakukan godaan dengan halus. Biasanya seorang lelaki akan memahami tanda-tanda anda memerlukan jima’. Ini akan membuatkan suami anda merasa bahawa dia diperlukan.

18. Apabila anda bersetubuh dengan suami anda, janganlah biarkan dia bersendirian melayarkan bahtera, sedangkan anda cuma menyuakan tubuh anda untuk disetubuhi dalam keadaan mahu tidak mahu. Hal ini akan sungguh mengecewakan suami anda. Dia akan merasa bahawa dirinya tidak dihargai, sedangkan pada fikirannya persetubuhan itu ialah jalinan kasih dua jiwa yang memanisfitasikan cintanya.

Adakah buah pinggang anda sihat?

KAJIAN di Amerika Syarikat (AS) menunjukkan 10 peratus daripada golongan dewasa mempunyai masalah kerosakan buah pinggang dan mereka juga tidak tahu mengenainya.

Ujian saringan mudah di mana-mana klinik atau hospital dapat menunjukkan jika anda salah seorang daripada mereka.

 Thangachiammah M. Muthoo 51, tidak tahu bahawa dia mengalami diabetes dan gejala tersebut perlahan-lahan merosakkan buah pinggangnya. Dia menerima rawatan dialisis di Yayasan Buah Pinggang Kebangsaan (NKF) sejak enam tahun lalu.

Aris Said, 53, pula merupakan pesakit dialisis di NKF sejak beberapa tahun lalu dan sebelum ini tidak tahu bahawa dia mempunyai tekanan darah tinggi dan diabetes. Dia juga tidak menyedarinya kerana dia berasa sihat, sehinggalah suatu hari kedua-dua belah buah pinggangnya berhenti berfungsi.

Shamsuddin Mohd Nor, 30, tidak pernah menyangka bahawa dia akan mendapat penyakit kronik ini. Dia sering mengalami sakit belakang yang berterusan. Ia merupakan penyakit buah pinggang kronik yang tidak diketahui puncanya. Dia terpaksa menerima rawatan dialisis sepanjang hayatnya.


Anda mungkin pernah mendengar cerita tentang individu-individu mengalami kegagalan buah pinggang secara tiba-tiba. Kenyataannya, buah pinggang mereka telah lama mengalami kerosakan tanpa disedari. Mereka mengalami kerosakan buah pinggang yang kronik, tiada tanda-tanda atau secara senyap, dan kadang-kala berkekalan selama bertahun-tahun lamanya. Bagaimanapun, apabila tiba masanya, gejala-gejala tersebut akan timbul tetapi pada masa itu, keadaan telah menjadi serius dan kerosakan yang terjadi tidak dapat dipulihkan lagi. Kebanyakan penapis kecil yang dipanggil nefron di dalam buah pinggang sudah rosak dan hanya tinggal beberapa nefron yang terpaksa bekerja keras untuk menapis darah. Tanpa rawatan, semua nefron akan musnah dan kerosakan buah pinggang kekal terjadi.

Tanda-tanda kerosakan buah pinggang:

* Kerap membuang air kencing terutamanya pada waktu malam, lama-

kelamaan semakin berkurangan dan jumlah air kencing juga akan berkurangan

* Retensi (penakungan) air kencing menyebabkan kaki, buku lali serta mata bengkak

* Sering gatal di bahagian badan tanpa sebab yang nyata

* Air kencing yang berbuih kerana kehadiran protein

* Cepat letih dan mengantuk

* Kerap sakit kepala

* Mengalami masalah tidur

* Kurang selera makan dan penurunan berat badan

* Terasa seperti hendak muntah, loya

* Darah di dalam air kencing

Sebab-sebab kerosakan buah pinggang kronik (CKD)

Perunding Nefrologi dan Setiausaha Kehormat Lembaga Pengurusan NKF, Dr. Thiruventhiran Thilaganathan menyatakan buah pinggang adalah satu struktur yang agak rapuh dan perlu dilindungi daripada faktor-faktor yang boleh menyebabkan CKD.

“Kerosakan buah pinggang kronik boleh berpunca daripada beberapa masalah buah pinggang seperti buah pinggang polisistik, jangkitan buah pinggang, penyumbatan arteri renal (yang membekalkan darah kepada buah pinggang), penyumbatan di dalam salur kencing kerana batu karang atau ketumbuhan, penggunaan sesetengah ubat dalam jangka panjang dan kecacatan buah pinggang secara semulajadi.

“Tiga punca utama kerosakan buah pinggang di Malaysia adalah diabetes yang tidak terkawal (57 peratus daripadanya merupakan kes kerosakan buah pinggang kronik), sebab yang tidak diketahui (27 peratus) dan tekanan darah tinggi yang tidak terkawal (enam peratus),” katanya.

Diabetes adalah penyakit di mana konsentrasi gula di dalam darah adalah tinggi. Lama-kelamaan paras gula yang tinggi akan merosakkan buah pinggang dan menyebabkan keadaan yang dipanggil diabetes nefropati yang merupakan penyebab nombor satu kegagalan buah pinggang. Satu pertiga pesakit diabetes mengalami diabetes nefropati.

Tekanan darah tinggi (hipertensi) pula adalah situasi yang merujuk kepada tekanan kuat pada salur darah yang menolak dinding arteri. Tekanan darah tinggi kronik boleh menyebabkan kerosakan salur darah dan fungsi penapisan di dalam buah pinggang. Ini adalah berita buruk terutamanya kepada pesakit diabetes kerana 60 peratus daripada mereka akan mempunyai tekanan darah tinggi.

Masa untuk melakukan ujian!

Perunding Nefrologi dan ahli Lembaga Pengurusan NKF, Dr. Goh Bak Leong berkata, kira-kira 14 peratus golongan dewasa di Malaysia menghidap diabetes.

“Bilangan kes tekanan darah tinggi bagi orang dewasa yang berumur 30 tahun ke atas pula mencecah 42.6 peratus,” ujar beliau.

Menurutnya lagi, disebabkan kedua-dua diabetes dan hipertensi mungkin berlaku tanpa simptom, ramai rakyat Malaysia tidak tahu bahawa paras gula dalam darah mereka atau tekanan darah mereka tidak normal.

Tambahnya, mereka juga tidak tahu bahawa mereka mengalami kerosakan buah pinggang kronik atau pada tahap yang serius.

Timbalan Pengerusi Kedua dalam Lembaga Pengurusan NKF, Dr. Tan Chwee Choon pula menyatakan kegagalan buah pinggang perlu dikesan pada peringkat awal.

“Lebih awal anda mengetahui masalahnya, lebih cepat ia dapat dirawat bagi mengelakkan ia menjadi lebih teruk.

“Anda perlu berusaha menjaga buah pinggang anda dan mencegah dari terjadi kerosakan buah pinggang kronik,” jelasnya.

Pemeriksaan kesihatan Bergerak NKF Lifecheck telah memeriksa lebih 4,000 orang di Lembah Klang sejak ia mula dilancarkan pada Januari 2008.

Pengerusi Lembaga Pengurusan NKF, Dr S. S. Gill berkata NKF Lifecheck adalah sebahagian daripada program pendidikan komuniti dikenali sebagai ‘Kidney Care’.

“Bas bergerak NKF Lifecheck akan melawat syarikat-syarikat dan komuniti setiap hari bagi menawarkan ujian untuk mengesan protein di dalam urin (salah satu daripada tanda awal kerosakan buah pinggang kronik), paras gula yang tinggi dalam darah, tekanan darah tinggi, kolestrol darah yang tinggi dan ujian juga dilakukan dengan mengukur status berat badan.

“Peserta yang mengambil bahagian juga diberikan kaunseling oleh kakitangan yang berkelayakan sementara individu yang disyaki mempunyai kerosakan buah pinggang, diabetes atau tekanan darah tinggi akan dinasihatkan untuk berjumpa dengan doktor bagi mengetahui diagnosis dengan lebih tepat,” ujarnya.

Menurut beliau, ujian dan kaunseling dicaj sebanyak RM2 bagi setiap individu.

 Perkhidmatan yang boleh dianggap percuma ini adalah hasil usahasama Sunway Group dan syarikat-syarikat yang mengambil berat mengenai kesihatan komuniti. Kerosakan buah pinggang kronik adalah penyakit serius. Hari buah pinggang sedunia pula baru sahaja berlalu dengan slogan “Adakah buah pinggang anda sihat?” Jika anda tidak tahu jawapannya, tanyalah kepada doktor anda hari ini.

Artikel ini ihsan NKF KIDNEY CARE, iaitu program pendidikan komuniti oleh Yayasan Buah Pinggang Kebangsaan Malaysia (NKF) yang turut menawarkan subsidi rawatan dialisis dan ubat-ubatan percuma, ujian makmal, rawatan susulan dan memberi kebajikan kepada pesakit buah pinggang. NKF juga mengalu-alukan derma dari orang awam untuk memberi sokongan kepada pesakit buah pinggang. Untuk maklumat lanjut, sila layari laman web www.nkf.org.my atau hubungi NKF Hotline 1300-88-3110.

Bacaan normal untuk buah pinggang yang sihat

* Gula dalam darah kurang dari 5.6 mmol/L (tidak berpuasa)

* Tekanan darah kurang dari 130/90 mmHg

* Ujian urin tiada protein, tiada gula, tiada darah

* Ukuran pinggang kurang dari 102 cm (lelaki), kurang dari 88 cm (wanita)

* Indeks berat badan Antara 18.5 -24.9 kg/m2

Amalan Sunat Selepas Kelahiran Zuriat

Huhu..berdebar rasanya menunggu kelahiran sulung bayi aku dan suami ke dunia ini. Adakah benar jantinanya perempuan seperti yang discan oleh doktor atau adakah jantinanya lelaki seperti yang diramalkan oleh orang-orang yang sudah berpengalaman. Tinggal satu kali lagi jumaat (7hari) dari tarikh post ini untuk aku mengetahuinya. Apa pun aku masih lagi bekerja macam biasa. Ala, lagi 3 hari aje lagi aku perlu bekerja.

Berikut adalah amalan-amalan sunat yang bakal aku dan suami lakukan sebagai tanda kesyukuran kami menyambut kelahiran sulung ini:


  1. Azan dan iqamat
    -Anak lelaki di azan pada telinga kanan dan iqamat pada telinga kiri.
    -Anak perempuan di iqamat hanya pada telinga kiri.
    Sabda Rasulullah diriwayat oleh Baihaqi dan Ibnu Sunni dari Hasan bin Ali: “Sesiapa yang melahirkan anak maka hendaklah ia melakukan azan di telinga anaknya yang kanan serta iqamat pada telinga kiri, nescaya anak tidak dicabuli oleh Ummu Sibyan (jin perempuan yang mengganggu kanak-kanak)”
  2. Membaca ayat Qulhuwallah (surah al-Ikhlas) dan ayat 36 surah al-Imran.
    -Rahsia dan kelebihannya adalah agar anak dihindari daripada gangguan dan tipu daya syaitan, menandakan kehebatan alam semesta ciptaan Allah, mengajar syariat Islam (melalui kalimah syahadah) dan menanamkan kalimah mulia dalam hati.
  3. Memberi nama yang baik
    -Nama yang baik adalah nama-nama yang ada hubung kait dengan Islam atau pengertian yang indah.
    Tegas Rasulullah diriwayat oleh Muslim: “Nama-nama kamu yang kamu paling disukai oleh Allah ialah Abdullah dan Abdul Rahman”
  4. Tahnik (Belah Mulut)
    -Menggunakan buah tamar yang dimamah lumat dan disuapkan sedikit kepada bayi dan gerakan ke kanan dan ke kiri.
    -Ini bertujuan untuk mendidik bayi agar mudah menyusu dan menjana sifat taqwa, kesejahteraan dan kefasihan lidah.
  5. Cukur rambut
    -Sunat mencukur rambut bayi ketika bayi berusia 7 hari.
    -Berat rambut ditimbang sama dengan nilai emas atau perak dan disedekah dengan nilainya kepada fakir miskin.
    -Bercukur boleh melebatkan rambut, menguatkan kulit kepala, menyuburkan pancaindera (mata, penglihatan, pendengaran dan deria bau).
    -Adalah dilarang membuat jambul.
    Rasululah s.a.w menegaskan dari Abdilah bin Omar r.a berkata (hadis riwayat al-Sahihain): “Rasululah s.a.w telah melarang meninggalkan rambut bertompok-tompok”
  6. Aqiqah
    -Sunat melakukan aqiqah ketika bayi berusia 7 hari.
    Dari Samrah bin Jundub r.a bahawa Rasulullah s.a.w bersabda (hadis riwayat Abu Daud): “Tiap-tiap bayi itu tergadai dengan aqiqahnya. Disembelih kambing atau biri di hari yang ketujuh dan dicukurkan rambut serta diberi nama ke atasnya”

    -Anak lelaki disunatkan sembelih dua ekor kambing atau biri-biri dan satu ekor bagi anak perempuan (kambing atau biri sampai umur seperti untuk korban).
    Dari Habibah binti Maisarah (hadis riwayat Abu Daud):”Ia pernah mendengar Rasululah s.a.w berkata untuk lelaki dua ekor kambing yang sama besar dan untuk perempuan seekor kambing”

    -Daging aqiqah digalakkan di masak gulai manis dan tulangnya tidak dipatahkan.
    Sabda Rasululah (hadis riwayat al-Baihaqi): “Dari Aisyah r.a yang sunat dua ekor kambing yang sekupu (sama besar) untuk bayi lelaki dan bayi perempuan seekor dimasakkan secara berangkai-rangkai dan jangan dipatah-patahkan”


Hati hati selepas melawat orang meninggal

Assalamualaikum... Walaupun kita digalakkan menziarahi jenazah..namun berhati-hatilah... Beringat sblm kene... ingatlah orang tersayang.... please take note of this for our on good.... org tua-tua used to say.... bila balik from melawat org meninggal, terus ke bilik air, cuci muka, rehat sebentar baru tegur anak2 dirumah.

Terbaca kisah Ura, teringat saya pada tragedi yang menimpa bayi perempuan saya, ketika itu masih berusia 7 bulan. Memang tidak bermaya, tidak tidur, tidak menangis, tidak ketawa, tidak makan dan tidak pula menyusu. Hati ibu mana yang mampu menahan bila keadaan anak begitu. Saya bersama suami sering lakukan solat hajat untuk meminta Allah lindungi dan pelihara kesihatan dan kesejahteraan kami sekeluarga.

Masa berlalu sehinggalah rumah ibu di datangi seorang lelaki yang agak berusia lewat 50an dan memperkenalkan dirinya sebagai Cik Man, seingat saya waktu itu hari raya Aidil Adha. Sesungguhnya kami sekeluarga memang tidak mengenali dan tidak pernah pula berkenalan dengan lelaki tersebut. Cik Man tu kata selepas beliau selesai solat Asar tak tahu pulak gerakan hati untuk kerumah itu (rumah ibu).


Beliau terus saja menjengah ke buaian anak saya sambil mengucap panjang. Beliau terduduk sambil memadang wajah seorang demi seorang. Beliau kata di dalam buaian itu bukannya anak saya tetapi wajah perempuan tua yang hampir kecut. Ya Allah! Waktu itu rasanya kaki saya tidak mencecah ke bumi, terasa terlerai segala sendi yang ada. Cik Man tu menawarkan diri untuk mengubat bayi saya selama tiga hari(itu pun dengan izin dari Allah...katanya). Dia meminta saya mendapatkan air lebihan mandian jenazah (air yang masih ada di dalam getah) dengan syarat yang meninggal mestilah seorang lelaki (sebab yang menumpang pada bayi saya adalah mayat perempuan tua bukannya seorang tetapi tujuh orang, benda tu menghuni di setiap sendi bayi perempuan saya) jika saya terlewat bayi saya mungkin turut meninggal.

 Sampai ketahap saya berdoa agar adalah makhluk Allah yang meninggal pd hari itu. Hampir tiga jam saya bersama suami bertanya ke sana-sini, mencari rumah orang yang ada kematian. Dgn izin Allah saya terjumpa petang itu, alhamdulilah.

Petang itu Cik Man ke masjid dan dia hanya berpesan agar bayi saya yang sekecil itu dimandikan menghadap ke kiblat berserta sepotong doa yang diberikan. Suami saya terus memandikan bayi perempuan saya seperti yang disarankan oleh Cik Man tadi. Selepas dimandikan separuh badan bayi saya (dari pinggang kebawah) bertukar menjadi lebam. Rupa-rupanya kami tersilap kerana mana ada jenazah perempuan orang lelaki yang mandikan. Sekali lagi hati saya tidak keruan, mencari hingga ke malam.

Keesokkannya pagi-pagi lagi saya telah ke rumah mayat HSA menanti kalau-kalau ada orang yang meninggal ketika itu. Allah maha penyayang dan akhirnya saya bertemu dengan kawan lama yang kebetulan kematian datuk. Saya meminta izin dari neneknya untuk meminta sedikit air lebihan mandian untuk membuat ubat anak saya. Saya menceritakan dengan linangan air mata, tersentuh hati saya bila nama bayi perempuan saya di sebut. Bila air itu sudah diperolehi terus saja saya serahkan kepada Cik Man (tak mahu ada sebarang kesilapan lagi). Cik Man meminta saya memandikan bayi saya tu tapi saya tidak boleh kerana kedatangan haid, terpaksa ibu yang mengambil alih tempat saya. Cik Man berpesan apa jua yang berlaku pada malam itu beliau meminta kami semua bersabar dan ingatkan Allah banyak-banyak. Pintu dan tingkap diminta dibuka seluas-luasnya. Cik Man meminta ibu tanakkan sepiring pulut kuning. Benar seperti apa yang Cik Man katakan. Malam itu adalah malam pertama saya mendengar tangisan bayi saya, tangisan yang saya rindu selama beberapa bulan yang lalu. Bayi saya meronta-ronta dan dengan sepontan terasa seperti ada imbasan angin yang keluar terus menuju ke pintu dapur rumah ibu. Dalam masa yang sama terdengar suara ibu memekik dari dapur (seperti suara orang terperanjatkan sesuatu) tutup pengukus pulut itu dipenuhi cecacing dan ulat yang berwarna hitam. Adik lelaki saya mengucap dan terus membuang ulat-ulat itu ke longkang.

Bila kesemuanya telah selesai, Cik Man memberitahu tahu kepada saya,suami dan keluarga yang ada. Ada seorang daripada ahli keluarga yang menziarah orang meninggal dalam kemalangan, kemudian balik dari ziarah terus menegur bayi saya tu. Cik Man cakap itu badi mayat. Kebetulan waktu itu bapa saudara saya pula sampai ke rumah untuk bertanyakan khabar bayi saya. Rupa-rupanya orang yang Cik Man maksudkan itu adalah bapa saudara saya, dia pun akui dan tak sangka perkara itu terjadi kpd bayi saya.

Cik Man menawarkan diri sekali lagi untuk merawat bayi saya sehingga berusia setahun. Saya pernah sekali ke rumahnya dan membawa serba sedikit keperluan dapur untuk dia dan isterinya. Gembira dan bersyukur kerana bayi saya sudah pandai bertatih.

Setelah segala kesulitan terurai saya bercadang untuk menziarah Cik Man sambil membawa sedikit sedekah dan tanda terima kasih. Saya dan mencari alamat rumah spt yang diberikan oleh Cik Man. Apabila saya sampai ke alamat itu saya lihat disitu cuma ada sebuah rumah tinggal yang papannya sudah pun berlumut. Saya bertanya dengan kedai mamak yang berhampiran, tempat saya membeli keperluan dapur waktu pertama kali saya bertandang kerumah Cik Man. Mamak tu kata rumah tu dah bertahun-tahun kosong, tuan rumah tu tak ada waris.

Saya dan suami berpandangan sesama sendiri. Barang yang telah terniat untuk Cik Man saya sedekahkan ke surau yang berhampiran.Terima kasih dan saya sekeluarga terhutang budi kepada Cik Man (jika beliau masih hidup) dan saya sedekahkan Al-Fatihah buat Cik Man jika dia benar-benar sudah meninggal. "

"Abah cepatla nanti tidak sempat nanti”

“Abah……abah cepat la temankan adik main basikal, abah sudah janjikan nak temankan adik main basikla kat taman”. Biasanya dia bermain bersama dengan abagnya sahaja tetapi hari ini entah tetiba lak nak aku temankan dia main basikal di taman, mungkin semalam aku berjanji dengannya.

Anak bongsu lelaki ku wlaaupon baru berumur 3 tahun lebih tetapi kepetahan mengalahkan kanak-kanak yg lebih usia darinya.

“Kejap la adik abah nak buat kerja kejap je ni, nanti abah sudah siapkan kerja ni nanti abah temanakan adik main basikal”sambil pantas tangan ku menekan keyboard komputer membaca email-email dari kawan ku disamping menjawab komen-komen didalam facebook. aku melirik jam diatas meja.mmm suadah pukul 5 petang rupanya……aaaaa kejap lagi laaaaa sembahyang asar!! yang masih belom ku tunaikan lagi……..menarik benar post hari ini berkaitan dengan politik semasa tanah air…….isu-isu panas la katakan yang melanda negara sejak akhir2 ini…..biasalah parti mana-mana pon sama…..

“Abah cepat la abah”
Laung anak ku dari ruang tamu mengingatkan aku sekali lagi, aku dalam keadaan dengar tak denagar kerana terlalu asyik untuk meberi komen di face book ku…..hehehe tergelak aku seorang diri kerana kelucuan bila membaca beberapa komen dari mereka yang pro kerajaan dan pro pembangkang….kemudian isteri yang baru pulang dari kerja menegur ku kerana tersengih2 sorang diri biasalah time2 gini pukul 6 petang isteriku baru sampai ke rumah yelah jalan biasanya sesak berbanding dengan ku jam 3.30 petang sudah sampai dirumah kerana memang aku bekerja shif

“Abang nape adik muncung je tu bang….pergi lah temankan dia tu, dia nak main basikal kat taman tu, abang kan dah janaji gan dia semalam kan” tegur isteri ku sambil membawa sebakul kain kotor untuk dibasuh….” Mmm kejap laa nak baca ni” isteri ku berlalu untuk melakukan rutin petang nya sambil mengeleng kepala …..

Kemudian adik datang kearah ku kemudian menarik tangan ku “cepat lah abahhhhh….nanti tak sempat nanti….” Sambil membuat muka muncungnya kerana merajuk “ok dik sikit je lagi nanti kita pergi ye” dengan muka sedih tanpa sepatah jawapan terus dia berlalu pergi……setelah selesai aku membaca beberapa post terus aku menutup komputer ku dan berwuduk kemudian mendirikan sembahayang asar……

Tiba di rakat keempat dikejutkan dengan bunyi dentuman di depan rumah ……dan isteri ku menyerit “ Ya Allah!!! Abang cepat adik bang”…..pantas aku meluru dan memeluk adik….darah keluar dari hidung dan mulut nya….dalam dakapan adik meninggalkan kami sekeluarga menemui Ilahi…ajal dan maut memang telah ditetapkan tetapi atas disandarkan atas pada ku atas kerana kelekaan ku.masih tergiang ditelinga ku "Abah cepatla nanti tidak sempat nanti” – Adik maafkan abah!! penyeasalan ku yang tiada gunanya lagi.

Saturday, June 26, 2010

Ada Apa Selepas Mati???

"ADA APA SELEPAS MATI?Tazkirah Nabi s.a.w. di hari pengkebumianSeorang sahabat bernama al-Barra’ bin ‘Azib –radhiyallahu ‘anhu- menceritakan; “Suatu hari kamu keluar bersama Rasulullah –sallallahu ‘alaihi wasallam- mengiringi jenazah seorang lelaki dari kalangan Ansar yang meninggal dunia. Ketika sampai di perkuburan dan jenazah dimasukkan ke dalam liang lahad, baginda duduk dan kami pun turut duduk di sekitar beliau.

Di tangan baginda ada sebatang kayu. Baginda menggaris tanah dengan kayu itu, kemudian mengangkat kepalanya sambil berkata; “Hendaklah kamu sekelian memohon perlindungan Allah dari azab kubur”. Baginda mengulanginya dua atau tiga kali. Seterusnya baginda berucap;
“Sesungguhnya seorang hamba yang beriman ketika hendak berpisah dengan dunia dan menuju akhirat (yakni ketika ia hampir mati), akan turun kepadanya malaikat-malaikat dari langit, yang putih wajah mereka seumpama matahari, bersama mereka kain kapan dan bau-bauan (حنوط) dari syurga. Mereka duduk darinya sejauh mata memandang. Kemudian datang malaikat maut dan duduk di hujung kepalanya dan berkata kepadanya; ‘Wahai ruh yang baik! Keluarlah menuju kepada keampunan dari Allah dan keredhaanNya’. Maka keluarlah ruh itu di mana ia mengalir (keluar) umpama mengalirnya titisan air dari corong bekas air (yang dinamai as-Saqa’ dalam bahasa Arab).
Kemudian malaikat maut mengambil ruh itu dan terus memasukkannya ke dalam kain kapan bersama-sama bau-bauan (yang di bawa oleh malaikat-malaikat tadi) dan terbitlah darinya bau yang amat harum umpama bau kasturi yang paling harum di atas muka bumi ini’. Setelah itu malaikat-malaikat tadi membawa ruh yang harum itu naik ke langit. Maka setiap kali berjumpa dengan sekumpulan malaikat, mereka akan bertanya; “Bau apakah yang amat harum ini?”. Malaikat-malaikat yang membawa ruh itu menjawab; “Ruh si fulan bin fulan”. Mereka menyebutnya dengan nama yang paling baik yang diberikan kepadanya di atas muka dunia. Apabila sampai di langit, para malaikat yang membawanya itu meminta supaya dibukakan pintu langit, lalu dibukakan.
Di setiap langit, ruh mukmin itu diiringi oleh malaikat penjaga langit untuk naik ke langit berikutnya hinggalah ia sampai langit ke tujuh. Maka datanglah firman Tuhan kepadanya; “Tulislah hambaku di dalam ‘illiyyin (tempat orang-orang mulia di dalam syurga) dan bawalah ia kembali ke bumi kepada tubuhnya kerana sesungguhnya darinya (yakni dari bumi/tanah) aku menjadikan mereka (yakni manusia), kepadanyalah aku akan kembalikan mereka dan darinya juga aku akan mengeluarkan mereka sekali lagi (yakni apabila berlakunya kiamat)”. Maka dikembalikanlah ruh itu kepada tubuhnya.
Kemudian datang dua orang malaikat kepadanya dan mendudukkannya (yakni menjadikannya duduk). Kemudian mereka bertanya kepadanya; ‘Siapa Tuhan kamu?’. Ia akan menjawab; ‘Tuhanku adalah Allah’. Mereka bertanya lagi kepadanya; “Apa agama kamu?”. Ia menjawab; “Agamaku adalah Islam”. Mereka bertanya lagi; “Siapa lelaki ini yang diutuskan kepada kamu sekelian (yakni Muhammad)?”. Ia menjawab; “Dia adalah Rasul Allah”. Mereka bertanya lagi; “Apakah ilmu kamu?”. Ia menjawab; “Aku membaca kitab Allah, lalu aku beriman dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru berseru dari langit; “Benarlah apa yang dikatakannya itu. Hamparilah ia dengan hamparan dari syurga, pakaikanlah ia dengan pakaian dari syurga dan bukakanlah untuknya satu pintu ke syurga”. Maka sampailah kepadanya bauan dan haruman dari syurga dan dilapangkan untuknya kuburnya seluas mata memandang. Kemudian datang seorang lelaki yang elok rupanya, cantik pakaiannya dan harum baunya. Lelaki itu berkata kepadanya; “Bergembiralah dengan suasana yang menyeronokkan kamu ini. Hari ini adalah hari yang telah dijanjikan untukmu”. Ia bertanya; “Siapakah kamu?. Kamu datang dengan wajah yang membawa kebaikan”. Lelaki itu menjawab; “Akulah amal soleh kamu”. Ia (yakni si mati yang beriman itu) lalu berkata; “Wahai Tuhanku! dirikanlah kiamat, dirikanlah kiamat, supaya aku mendapat kembali keluargaku dan hartaku”.
Adapun seorang hamba yang kafir dan jahat pula, pada ketika hendak berpisah dengan dunia dan menuju akhirat (yakni ketika hampir mati), turun kepadanya malaikat-malaikat berwajah hitam membawa bersama mereka kain kapan yang buruk. Mereka duduk mengelilinginya sejauh mata memandang. Kemudian datang malaikat maut dan duduk di hujung kepalanya dan berkata: ‘Wahai ruh yang kotor, keluarlah kepada kemurkaan dari Allah dan kemarahanNya. Maka bertempiaranlah ruh pada jasadnya (seolah-olah hendak melarikan diri).

Lalu malaikat maut mencabut ruh itu (tanpa belas kasihan) seperti mencabut besi pemanggang daging dari kain bulu yang basah. Kemudian malaikat maut mengambil ruh itu dan terus memasukkannya ke dalam kain kapan buruk tadi dan terbit dari ruh itu satu bau yang amat busuk seperti bau bangkai yang paling busuk di atas muka bumi ini. Kemudian malaikat-malaikat yang berwajah hitam tadi akan membawa ruh yang berbau busuk itu naik ke langit. Maka setiap kali berjumpa dengan sekumpulan malaikat, mereka akan bertanya; “Ruh siapakah yang busuk ini?”. Jawab para malaikat yang membawa ruh itu; “Ruh si fulan bin si fulan”, di mana mereka menyebutnya dengan nama yang paling buruk orang menamakannya di atas muka dunia dulu.

Apabila sampai ke langit dunia, para malaikat yang membawa ruh itu memohon dibukakan pintu langit, namun tidak dibuka. Lalu Rasulullah s.a.w. membaca firman Allah (bermaksud):
“Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan yang angkuh dari mematuhinya, tidak sekali-kali akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit, dan mereka tidak akan masuk Syurga sehingga unta masuk ke lubang jarum. Dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang melakukan kesalahan. Disediakan untuk mereka hamparan-hamparan dari api neraka, dan di atas mereka lapisan-lapisan penutup (dari api neraka). Dan demikianlah Kami membalas orang-orang yang zalim (disebabkan keengkarannya)”. (Surah al-A’raf, ayat 40)

Rasulullah bercerita lagi; “Kemudian Allah berkata (menyampaikan perintahNya berkenaan ruh itu); “Tulislah ia di dalam Sijjin (yakni penjara) di dalam bumi yang paling bawah”. Maka dilemparkanlah ruhnya itu dengan satu lemparan. Rasulullah lalu membaca firman Allah (bermaksud):
“Dan sesiapa yang mensyirikkan Allah, maka seolah-olah dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau dihumbankan oleh angin ke tempat yang jauh (yang membinasakan)”. (Surah al-Hajj, ayat 31)
Kemudian ruh itu dikembalikan kepada jasadnya di bumi. Setelah itu datang kepadanya dua malaikat. Mereka bertanya kepadanya; “Siapa Tuhan kamu?”. Ia menjawab; “Hah! Hah! Aku tidak tahu”. Mereka bertanya lagi; “Apa agama kamu?”. Ia menjawab; “Hah! Hah! Aku tidak tahu”. Mereka bertanya lagi; “Siapakah lelaki ini yang diutuskan kepada kamu sekelian (yakni Muhammad)?”. Ia menjawab sama seperti tadi; “Hah! Hah! Aku tidak tahu”.

Lalu seorang penyeru berseru dari langit; “Hambaku telah berdusta. Hamparilah ia dengan hamparan dari neraka dan bukakan untuknya satu pintu ke neraka. Maka sampailah kepadanya bahang panas dari api neraka dan disempitkan baginya kuburnya hingga bersilang-silanglah tulang-tulang rusuknya. Kemudian datang kepadanya seorang lelaki yang hodoh mukanya, buruk pakaiannya dan busuk baunya. Lelaki itu berkata kepadanya; “Bergembiralah dengan suasana yang mendukacitakan kamu ini. Hari ini adalah hari yang dijanjikan buatmu”. Ia bertanya; “Siapa kamu? Kamu datang dengan wajah yang membawa kejahatan”. Lelaki itu menjawab; “Aku adalah amalan kamu yang keji”. Akhirnya ia pun berkata; “Wahai Tuhanku! Janganlah Engkau dirikan kiamat”.
(Riwayat Imam Ahmad. Menurut Imam al-Haithami dalam Majma’ az-Zawaid; para perawi hadis ini adalah soheh (Majma’ az-Zawaid, 3/49). Menurut menurut Syeikh al-Albani; hadis ini soheh (Misykat al-Masabih, hadis no. 1630))

Kerana Aku Anak Ibu




Masih ku ingat,

Masa kecilku....

Ibu jaga aku,
Walau terpaksa bersengkang mata.
Ibu pimpin aku,
Walau kerap kali aku terjatuh.
Ibu sediakan makan untukku,
Walau makanan tak semahal mana.
Ibu ajar aku 123,abc,alif ba ta, '
Walau dia belajar tak setinggi mana.
Ibu siapkan semua keperluan sekolah,
Walau hanya ala kadar cuma.
Ibu bagi duit buat belanja,
Walau 20sen sehari saja.
Ibu beli baju raya,
Walau dia tiada apa.
Ibu buat apa saja,
Demi aku pengarang jantungnya.

Kini aku,
di menara gading,
Berusaha sebaiknya,
Demi kasihku pada ibu,
Akanku balas dengan ilmu di dada,
Akan kubuktikan padamu,
Pengorbananmu tidak sia-sia,
Cukuplah engkau merana keranaku,
Cukuplah segala pengorbananmu demiku,
Cukup sudah kau menitiskan air mata kesedihan,
Kesedihan kerana tidak berharta membesarkanku,
Tapi aku kagum denganmu ibu,
Kerana kasihmu aku berdiri di sini,
Di tempat kebanggaanmu,

Bersabarlah ibu,
Segenggam kejayaan bakal milikku,
Kerana aku anak ibu.

Buat Insan Yang Diuji




Ya Allah, dunia yang Engkau hamparkan ini indah, tetapi durinya sering menusuk. Nikmat yang Kau berikan takkan dapat untukku menghitungnya. Tetapi ya Allah, hambaMu ini sering alpa dan lena dek buaian mimpi yang tak sudah. Ya Allah, ujian yang Engkau berikan terasa begitu memeritkan, kadangkala ianya menguji kesabaran dan keimananku yang terkadang nipis, senipis kulit bawang. Ya Allah, jika ini ujian yang pantas untukku lalui, bantulah aku. Agar aku tidak tersasar dari jalanMu. Agar aku bisa bersyukur dengan ujianMu ini ya Allah.

Buat insan yang diuji, bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama-sama kamu. Percayalah, Allah mendengar segala tangisan dan kesedihanmu itu. Ingatlah ujian Allah ini bukan satu penyiksaan, tetapi hakikatnya engkaulah insan yang terpilih. Engkaulah insan yang layak menerima rahmat dan keredhaanNya, sekiranya engkau sabar dan redha. Firman Allah dalam surah Al-Baqarah, ayat 214:



Adakah patut kamu menyangka bahawa kamu akan masuk syurga, padahal belum sampai kepada kamu (ujian dan cubaan) seperti yang telah berlaku kepada orang-orang yang terdahulu daripada kamu? Mereka telah ditimpa kepapaan (kemusnahan hartabenda) dan serangan penyakit, serta digoncangkan (oleh ancaman bahaya musuh), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman yang ada bersamanya: Bilakah (datangnya) pertolongan Allah?" Ketahuilah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat (asalkan kamu bersabar dan berpegang teguh kepada ugama Allah).


Terimalah takdir yang telah ditetapkan Allah untukmu wahai insan. Terimalah dengan hati yang terbuka, berlapang dadalah kamu dengan segala ketentuanNya. Kerana pasti akan ada kemanisan disebalik kepahitan yang engkau rasai.Wahai insan yang diuji, jangan sekali engkau merasa keseorangan. Sungguh, Allah sentiasa bersamamu. Setiap derita yang engkau lalui itu sering diiringi rahmat ujianNya, maka bersabarlah dan tabahlah. Firman Allah dalam surah Al-Furqan, ayat 20:




Dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu (wahai Muhammad) melainkan orang-orang yang tentu makan minum dan berjalan di pasar-pasar, dan Kami jadikan sebahagian dari kamu sebagai ujian dan cubaan bagi sebahagian yang lain, supaya ternyata adakah kamu dapat bersabar (menghadapi ujian itu)? Dan (ingatlah) adalah Tuhanmu sentiasa Melihat (akan keadaan makhluk-makhlukNya).


Untuk insan yang diuji, sedang ramai teman-temanmu yang lalai diuji dengan kesenangan dan kekayaan mereka, tetapi engkau diuji dengan derita dan kesengsaraan. Sedarkah engkau wahai insan terpilih, engkaulah yang bertuah dan beruntung, kerana ujian yang diberikanNya membuatkan Engkau semakin dekat denganNya.Tidakkah engkau melihatnya? Tidakkah engkau menyedarinya? Bersyukurlah, bersyukurlah, bersyukurlah wahai insan yang dikasihi Allah.

Mama

Suara tangis kedengaran lagi,
Kelahiran baru ke bumi,
Mengamit keindahan alam fana ini,
Membuah bunga cinta dalam hati...

Tangis kelahiran baru didengari,
Rindu buat pasangan yang mengingini,
Segala usaha di susuli,
Moga zuriat di kurniai ILAHI...

Dalam sudut ruangan hidup ku hayati,
Ku susuri keperitan jantung hati,
Mengalas beban sembilan bulan sendiri,
Tanpa bantuan sesiapa di sisi...

Mama...
Jerih perih diri mu,
Menggalas beban diri ku,
Dalam kandungan penuh ilmu,
Diri ku di galas tanpa sendu,
Hanya riang rindu menggamit selalu...

Mama,
Diri ku membebankan mu,
Sejak kecil dalam kandungan mu,
Kini dewasa menghampiri usia ku,
terasa diri dibesarkan oleh mu...

Mama,
Lelah keringat membasahi diri mu,
Namun, tiada rungutan terukir di bibir mu,
Hanya senyum tawa terserlah dari mu,
Curahan sayang hanya untuk ku...

Mama,
Dalam lelah mengalas beban mengandungkan ku,
Dalam tenat melahirkan diri ku,
Dalam sakit membesarkan ku,
Dalam tangis menjagai ku,
Dalam sendu memberikan ku ilmu...
Engkau tetap tersenyum di situ....

Mama,
Lelah mu bukan di hujung hitungan mu,
Dalam hati mu,
Hanya sayang untuk ku,
Anak mu...

Mama,
Engkau membesarkan ku,
Tanpa tadahan tuntutan dari ku,
Hanya sekalung kejayaan harapan mu,
Demi melihat ku bahagia selalu...

Mama,
Halus tangan mu bersulam sayang untuk ku,
Membelai ku sejak aku dalam kandungan mu,
Menyentuh lembut pipi ku,
Mencium wangi ubun-ubun ku...

Mama,
Tangan mu kasar kerna membesarkan ku,
Kedut tua tergaris di dahi mu,
Namun, diri mu mampu tersenyum selalu,
Kerna berjaya mebesarkan ku...



Mama,
Pengorbanan terlalu tinggi untuk ku,
Mana mungkin ku lupa dalam memori ingatan ku,
Mana mungkin ku lupuskan dalam hati ku,
Mana mungkin ku gadai dengan cinta selain dari mu,
Mana mungkin ku sia-sia kan keringat mu,
Mana mungkin ku ganti segala pengorbanan mu,
Mana mungkin ku lihat mu menangis untuk ku,
Mana mungkin mampu ku derhakai mu,
Mana mungkin aku kejam terhadap mu,
Mana mungkin mampu ku lukai hati mu,
Kerna di kau permata hati ku...

Hanya cinta akan aku semat dalam hati ku,
Hanya sayang ku semai dalam sanubari ku,
Hanya segala nya untuk mu....
Wahai mama ku....

Salam rindu pengubat hati ku...
Ku tetap merindui mu
Ingatan dalam bait doa ku
Dalam sendu malam lena ku
Dalam tarbiyah harian hidup ku
Dalam intonasi suara hati ku
Dalam degup nafas ku....

Kerna dikau pengarang jantungku...
Hanya mu wahai mama ku...

Nota Cinta

"Hari ni, saya menang pertandingan pidato di sekolah. Esok, saya ada lagi pertandingan bahas. Lusa pula, ada persidangan di UIA. Awak jaga diri sementara saya takde ye? Bukan saya tak nak mesej, tapi saya sibuk. Jangan tinggal solat."

Hafiz membaca mesej itu dengan perasaan berbunga. Wardah, gadis yang memang disayanginya dari dulu lagi. Wardah, bagi Hafiz memang sesuai dengan namanya. Wardah memang sekuntum mawar nan indah. Harum mewangi. Sukar didekati dan indah di hati.

Namun Hafiz tidak pernah bertemu Wardah. Sekadar mendengar suaranya yang lunak dan bisa menggugat hati. Bukan dia tidak berkeinginan untuk bertemu, namun tempat tinggal mereka sangat jauh. Mereka berkenalan melalui seorang kawan pada dua tahun lepas.

Wardah tersenyum. Selama 2 tahun perkenalan mereka, Hafiz menjadi permata hatinya. Wardah memang seorang wanita solehah. Namun perkenalannya dengan Hafiz menjadi titik tolak perubahannya. Dia lupa makna zina hati yang dia laungkan pada tazkirah di sekolah. Dia lupa pesan ustazah agar jangan bercinta pada usia muda, tambahan lagi untuknya yang masih bersekolah. Apatah lagi dia akan menduduki peperiksaan besar SPM pada tahun itu.

“Wa, aku tengok kau dah lain. Kau dah pandai layan lelaki kan? Aku tahu kau sukakan Hafiz tapi ingatlah Wa, cinta sejati hanya pada Allah,” Ujar Fiza, sahabat Wardah pada suatu hari.

“Fiza, aku kan masih solat? Lagipun kami berpesan-pesan ke arah kebaikan. Seperti yang dianjurkan Islam,” Balas Wardah, agak teruji.

“Aku rasa kau dah salah konsep, Wa. Dah habis ke perempuan kat sekolah ni? Ramai lagi aku tengok yang tudung ‘pakai buka’, berkepit dengan jantan sana sini, kau tak nak berpesan-pesan ke arah kebaikan untuk tu ke Wa? La taqrabuzzina, janganlah kau mendekati zina. Wa!”

“Aku harap kau janganlah masuk campur. Soal zina, tak perlu kau ingatkan aku. Aku dah cukup faham maksud itu. Kami tak pernah bertemu. Macam mana kami berzina?”

“Kau dulu pernah beri tazkirah soal zina hati. Takkan lupa? Bila hati saling mengingati, aku tengok kau dah lalai! Lagipun, Allah larang kita mendekati zina, bukan melakukan zina. Kau belum terlewat untuk bertaubat. Lupakanlah Wa, apa tak cukupkah Allah sebagai kekasih kau? Dia yang menemani kau siang malam, Yang Maha Mendengar setiap luahan hati?”

Wardah terdiam. Namun baginya ungkapan Fiza hanya mencurah air ke daun keladi. Dia ingin Hafiz menjadi miliknya!

Hafiz menikmati makan malamnya dengan lahap. Hari ini kepenatan menjeratnya kerana terlalu sibuk dengan tugas kepimpinan di sekolahnya. Namun, Hafiz bersyukur diberi peluang sebegitu. Dia tidak mengeluh dengan tugasan seperti itu. Baginya, segala-galanya adalah tanggungjawab yang diamanahkan. Dan tugasnya adalah sebagai pelaksana.

Mungkin hari-hari Hafiz tidak seindah ini jika Wardah tidak menemani hidupnya. Walaupun Hafiz menyedari hakikat bahawa mereka menghampiri zina, Hafiz sentiasa terpukau dengan janji manis Wardah bahawa mereka hanya berkawan. Namun perasaannya sukar ditepis sama sekali. Dia manusia biasa yang tidak mampu menafikan perasaan cinta yang mula bertunas dalam hati.

Telefon hafiz berdering.

Pantas Hafiz menggapai telefon bimbit di meja. Panggilan dari Wardah

“Hafiz?”

“Ya, saya,”

“Awak sayang saya?”

“Emm, kenapa awak tanya?”

“Saya tanya sebab nak awak jawab,”

“Wardah, awak perempuan terbaik yang saya kenal. Tak mungkin tiada perasaan cinta saya terhadap awak,”

“Awak cintakan saya?”

“Ya, saya cintakan awak,”

Dan malam itu menjadi saksi antara dua jiwa itu. Sesungguhnya begitulah syaitan merasuki kita, secara terang-terangan ia bukanlah cinta yang hina, namun menjebakkan dua insan itu ke alam yang melalaikan.

“Aku nampak semalam kau keluar dengan Ina?” soal Hafiz curiga. Perbuatan sahabatnya, Aiman, menggugat ketenangan dan kewibawaannya sebagai seorang sahabat karib.

“Jadi?” Aiman seolah-olah mencabar Hafiz.

“Aku tak suka. Perkara tu Allah larang,”

“Hafiz, Hafiz! Mentahnya pemikiran kau. Macam mana pula soal hubungan kau dengan Wardah? Kau ingat aku tak tahu? Habis, yang kau bercinta dengan dia tu? Ada Allah suruh?”

“Aiman, kami bercinta cara Islam. Sekurang-kurangnya lebih baik daripada engkau!”

“Ahh, bercinta secara Islam. Kenapa ramai yang kabur dengan persoalan itu? Bukankah itu tipu daya syaitan. Walaupun aku dengan Ina, aku dan dia tidak hipokrit macam kau! Ketua pengawas apa kau ni? Sebelum kau kata baju orang lain kotor, tengok baju sendiri, itu nasihat aku!” kata Aiman berang sambil berlalu pergi.

Hafiz tertunduk di situ, di sebuah taman berhampiran rumahnya. Dia menundukkan kepalanya. Perlahan-lahan, dia berjalan pulang. Dalam perjalanannya, dia bermuhasabah. Ya Allah, dosakah aku? Aku marah apabila sahabatku menghampiri zina namun aku juga begitu! Aku ke surau namun aku juga menghampiri lembah syaitan. Manusia apakah aku?

Malam itu Hafiz bertahajud. Bermunasabah dan merenungi segala dosa-dosanya. Bagaimana suara Wardah yang mencairkan hatinya, dan bagaimana dia asyik melayari alam percintaan dengan Wardah. Dia senang begitu, bermunajat sendirian dan mengadu pada Allah. Biasanya pada malam-malam begitu masanya dihabiskan dengan menelefon Wardah hingga lewat pagi. Namun malam itu dia selesa menutup telefonnya dan menyerah pada Allah. Malam itu juga dia harus membuat keputusan.

“Eeesh! Mana Hafiz ni! Biasanya dia telefon aku, ni, mesej pun takde! Telefon pulak off! Dia ada perempuan lain ke?” rungut wardah sendirian. Hatinya gelisah. Walaupun jam menunjukkan pukul empat pagi, namun dia setia menunggu Hafiz. Dia mahu tunjukkan pada Hafiz bahawa dia gadis yang sabar, mungkin, Hafiz mempunyai urusan yang perlu diselesaikan.

Tiba-tiba telefonnya berbunyi. Dia menerima mesej daripada Hafiz.

“Wa, jangan tipu saya lagi! Cukup sampai di sini hubungan kita!”

Wardah terkesima. Dia buntu, apa yang Hafiz maksudkan? Perlahan-lahan, dia membalas mesej itu.

“Apa maksud awak? Awak tak sayang saya?”

“Sudahlah Wa. Pergilah dari hidup saya. Saya tak perlukan perempuan macam awak lagi!”

Wardah mula menitiskan air mata apabila mesejnya tidak dibalas. Dia beberapa kali menelefon Hafiz tetapi tidak berjawab. Kali ini dia pasti, Hafiz akan meninggalkannya tanpa sebab!

3 bulan berlalu dengan perit. Wardah sedaya upaya melupakan Hafiz. Setiap hari Wardah memeriksa peti emelnya sejak Hafiz memadam telefonnya. Hafiz pasti akan meninggalkan sesuatu! Hafiz bukan sejahat lelaki lain. Wardah tahu itu semua.

Hinggalah pada suatu hari, Wardah memperoleh berita yang dinanti-nantikan. Terketar-ketar jarinya tatkala membuka emel yang bertajuk ‘Nota Cinta’ itu…

Ibu Bapa Nahkhoda Kehidupan Anak-Anak

"Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil".
Al Baqarah : 67

Al-Quran sering kali di anak tirikan oleh umat islam. Mereka hanya memandang enteng akan kepentingan al-Quran. Al-Quran hanya sekadar hiasan di setiap penjuru rumah.


Kamus bergambar bertukar tangan, tanda penghargaan daripada si bapa sempena lulusnya anak di medan peperiksaan. Kalaulah kamus comel itu digantikan dengan al-Quran yang terjamin akan kesuciannya, sudah tentu mendapat keberkatan daripada Ilahi.


Tapi masa sekarang sudah berubah!. Tika dahulu anak kecil diasuh mengenal huruf-huruf hijaiyah, Muqaddam dihafal setiap kali menjelang maghrib, bagaikan menutup tirai senja.

Teringat cerita semalam, di tangan Tok Guru tersedia rotan yang panjang, gerun kami melihatnya. Kiranya tersalah, maka dirotannya kami. Begitulah peritnya menuntut ilmu yang tiada tandingannya.

Namun kini, cerita semalam hanya tinggal kenangan. Parut dan luka lama menjadi sejarah dalam kamus hidupku.


“Tahun ni Amirul UPSR lah Kak Nah, jadi berhenti sekejap mengaji dan kelas fardhu ain. Senang sikit. Boleh beri tumpuan pada UPSR. Maklumlah, tahun depan katanya nak ke MRSM.”


Sedih bukan! Apabila dunia menjadi keutamaan, akhirat dilengah-lengahkan. Semakin kita mengejar kemewahan, terasa bagaikan nilai keimanan luntur dalam sanubari. Manusia rakus mengejar arus kemodenan yang tidak pasti akan hentinya. Bagi saya itulah kesan kejahilan. Jahil bukan masalah kecil. Tapi sentiasa dikecil-kecilkan. Bagaikan tidak nampak di mata kita.

Apabila si anak tidak dapat melanjutkan pelajaran ke universiti, maka si ayah dan si ibu akan berasa malu mempunyai anak seperti ini. Sedangkan berapa ramai graduan universiti yang tidak layak bergelar sebagai manusia, jahilkah mereka? Mereka yang hebat dari sudut akademik namun tidak pada agama. Bak kata Saiful Islam yang dipetik dari blognya“...(mafhumnya) kita bukan mahu anak kita menjadi orang agama, tapi cukuplah sekadar orang yang beragama.”

Segala-galanya bermula daripada rumah, teringat akan pesanan Lukman al-Hakim kepada anaknya:


“Wahai anakku, ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan SAMPAN yang bernama TAKWA, ISInya ialah IMAN dan LAYARnya adalah TAWAKKAL kepada ALLAH."


Daripada riwayat A-Bukhari dan Muslim, Rasulullullah s.a.w pernah bersabda yang bermaksud:

“Sesungguhnya anak-anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu bapalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi.”


Setiap anak yang dilahirkan suci akan sifatnya. Tiada noda-noda dosa, apatah lagi tompok hitam. Di sinilah bermulanya peranan ibu bapa dalam menzahirkan syariat Islam ke atas seseorang anak. Supaya anak-anak itu menjadi seorang insan yang sempurna akan akhlaknya dan tidak menyekutukan Allah.


WHAT IS YOUR NAME SIR?

Si Pengacara Majlis serba salah, mahu disebut atau tidak nama Si Penceramah jemputan dari Negara Arab itu. Bila disebut takut-takut mengguris hati si penceramah. Lalu si Pengacara Majlis terus bertanya kepada si penceramah untuk mendapatkan kepastian.

"This is your name Sir? How to speak your name?", tanya Si Pengacara Majlis.

"Yes. This is my name. Ahmed Bahluul", Si Penceramah menyebut namanya.

Lega si Pengacara Majlis. Nampak gayanya nama "Bahlul" itu tidaklah menjadi kesalahan apabila menyebutnya. Baru pertama kali dalam hidupnya berjumpa dengan manusia yang bernama "Bahlul" itu. Ingatkan hanya di dalam filem-filem Allahyarham Tan Sri P.Ramlee sahaja. Tergelak kecil si Pengacara Majlis.



RAGAM SI BERNAMA

Kisah yang berlaku sebelum merdeka. Seorang Ayah ke Balai Polis untuk mendaftarkan anaknya yang baru dilahirkan.

"Apa nama anak kamu?", tanya Pegawai Polis yang berbangsa Benggali itu.

"Alaa.. Emm.. Apa pulak nama Si Atan ni. Tadi dah bincang kat rumah dah. Aduh..", si Ayah terlupa nama anaknya. Panggilan di rumah sahaja yang diingatnya iaitu Atan.

Pegawai Polis tadi mendengar perkataan "Si Atan". Lalu beliau menulis di atas Surat Beranak bayi itu dengan nama "Siatan Bin Abdullah". Si Ayah yang tidak tahu membaca itu beranggapan bahawa proses pendaftaran anaknya telah selesai dan sehingga sekarang nama itu terus berada di dalam kad pengenalan Si Atan itu. Alahai.

Gaya nama telah berubah mengikut zaman. Jika dahulu nama-nama orang Melayu disandarkan kepada nama-nama bunga seperti Melor, Melati, dan Cempaka. Nama lelaki pula ialah Aduka, Teruna, dan Kachiwa. Kini semuanya telah berubah, tiada lagi nama-nama seperti itu. Nama-nama Islam pula mengambil tempat.

Jika dahulu, namanya pendek-pendek seperti Rahmat Bin Ahmad. Sekarang sudah panjang seperti Syarifah Mazlyatun Amirah Puteri Binti Syed Abdul Muluk Kurniya Al-Kudsi. Menyebutnya sudah lelah apatah lagi dilafazkan si bakal suami di hari pernikahan. Terbelit lidah sesemput nafas.

ADA APA DENGAN NAMA?

"Jamal. Tolong senaraikan semula nama pelajar yang ponteng solat Jumaat tadi. Kita akan ambil tindakan ke atas mereka", pinta Presiden Kolej kepada saya.

Saya meminta bantuan seorang rakan untuk menyebutkan nama pemonteng solat Jumaat dan saya pula menulis di atas kertas.

"Umar Bin Haris. Zakaria bin Ahmad. Uzair Bin Ali. Muhammad Salehuddin Bin Abu Bakar....", rakan saya terus menyebut. Dan saya terus menulis sehingga semuanya selesai.

"Nampak gayanya ramai ‘pahlawan-pahlawan' Islam yang tak pergi solat Jumaat ni. Hehe..", saya berkata kepada rakan.

Saidina Umar R.A adalah seorang tokoh Islam yang hebat. Nabi Zakaria a.s adalah seorang Nabi yang diutuskan oleh Allah Subhanahu Wataa'la. Hazrat Uzair R.A juga adalah sahabat Nabi Muhammad Sollahu A'lahi Wasalam manakala Salehuddin Al-Ayubi adalah panglima Islam yang membebaskan Masjidil Aqsa dari cengkaman musuh. Mereka semua adalah insan-insan yang sangat hebat memperjuangkan Islam, bagaimana pula dengan Umar, Zakaria, Uzair dan Salehuddin yang tersenarai dalam senarai pemonteng solat Jumaat di atas?

Nama hanya sekadar nama. Kadang-kadang kita sendiri pun tidak mengetahui apa maksud nama yang diberi oleh ibu bapa kita. Tidak semestinya nama yang baik melahirkan manusia yang sebaik namanya. Ada juga yang tidak bernama (nama yang kurang baik) tetapi luhur budinya membela agama. Kerana itulah Ustaz Ann Wan Seng tidak menukar namanya kepada nama Islam kerana baginya nama hanya sekadar nama sahaja.


NAMA SEBAGAI DOA

"Nama Hanya Sekadar Nama"

Walaupun nama hanya sekadar nama, ia bukannya bermaksud tidak perlu meletakkan nama yang baik kepada anak-anak. Cuba bayangkan jika nama anak itu Bebal, setiap hari masyarakat akan memanggilnya bebal, bebal, dan bebal. Akhirnya akan bebal juga si Bebal itu.

Ada juga di kalangan masyarakat yang memanggil dengan gelaran yang tersendiri kepada anak-anak. Sebagai contohnya Boboi dan Girl, gelaran ini sangat popular di kalangan masyarakat dan dapat menunjukkan hubungan kasih sayang sesama keluarga. Tapi yang ditakutinya ialah Boboi ini tetap berperangai boboi walaupun dah berumur 40 tahun dan mungkin dah bercucu. Hehe..

"Boleh saya bercakap dengan Jamal?", ayat biasa apabila telefon di rumah saya diangkat.

Persoalannya, Jamal yang mana? Adik beradik lelaki saya masing-masing mempunyai nama Jamal. Disebabkan itu, pernah suatu hari Bapak berpesan kepada rakan-rakan di sekolah supaya memanggil saya dengan nama Paie. Namun nama Jamal tetap ideal dengan saya sehinggalah sekarang. Jamal (الجمال) bermaksud kecantikan dan bukannya unta! Terima kasih mendoakan saya semakin menawan. Hehe.. Sekadar contoh nama sebagai doa ye.
Dari Abu Darda' r.a : "Sesungguhnya kamu akan diseru di hari kiamat dengan nama-nama kamu dan nama-nama Bapa kamu. Oleh yang demikian, elokkanlah nama-nama kamu" (Riwayat Abu Daud)
Kesimpulannya, nama yang kita perolehi sekarang adalah yang terbaik untuk kita. Jangan pula memboikot ibu bapa gara-gara memberi nama yang tidak popular, kelak kita akan binasa kerana melawan ibu bapa pula. Percayalah, nama adalah yang diberikan kepada kita adalah satu amanah untuk kita, amanah untuk merealisasikan maksud nama kita itu, bukannya untuk dibanggakan.

MANUSIA MATI MENINGGALKAN NAMA!!

PENGEMBARAAN YANG HAKIKI


Alhamdulillah, bersyukurlah kita kepada Allah SWT kerana dengan izinNya kita dapat berada di alam dunia yang fana ini. Kita telah dihidupkan dan kita juga akan dimatikan dengan izinNya. Kita sebagai manusia telah dipinjamkan olehNya jasad dan nyawa untuk beberapa ketika yang telah diperuntukkan oleh Allah Azza wa Jalla, Tuhan Sekalian Alam. Kita sendiri tidak mengetahui akan hal itu dan Allah SWT adalah sebaik-baik pengatur.

Kehidupan kita ini seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW adalah seperti sebuah pengembara yang sedang berjalan jauh sambil bertongkat dalam menuju perjalanan ke suatu destinasi abadi yang jauh dan memerlukan banyak bekalan. Untuk mendapatkan bekalan itu pula memerlukan kesabaran dan ketabahan yang sangat tinggi. Dalam perjalanan ini kita mengisi kehidupan dengan dua keadaan iaitu perasaan atau suasana, juga saat-saat gembira dan saat-saat kesedihan. Kedua-dua perasaan ini pernah dialami oleh para Nabi dan Rasul Allah, apatah lagi kita sebagai hamba yang kerdil lagi hina ini.

Saya ambil contoh yang terdekat yang menjadi idola semua umat Islam, iaitu insan yang sangat saya pandang tinggi dan saya sanjungi, Rasulullah SAW. Hidup Baginda penuh dengan saat yang menggembirakan, tidak kurang juga saat-saat menyakitkan yang sesekali mengundang air mata Rasulullah SAW yang menandakan Baginda juga adalah seorang manusia biasa. Kegembiraan Baginda adalah apabila kita sebagai umat Islam menjalani hidup sesuai dengan jalan yang ditinggalkannya dan kesedihan Baginda pula adalah apabila menyaksikan umatnya tersasar jauh daripada jalan yang Baginda tinggalkan dan umatnya mengikuti jejak langkah syaitan laknatullah.

Hidup ini Keseronokan dan Kebahagiaan Sementara…

Tentunya dalam perjalanan seorang hamba yang ingin menuju ke sebuah destinasi cinta, banyak halangan dan gangguan yang boleh menjejaskan matlamatnya dan sesekali terasa ingin berputus asa untuk ke destinasi yang pasti itu. Bagi seorang pengembara yang bijak dan pandai, semestinya dirinya tidak akan terpengaruh dengan keseronokan dan kenikmatan di dunia yang sementara kerana dirinya tahu bahawa dia adalah penghuni alam yang kekal abadi ; syurga Allah. Bagi seorang pengembara yang senang dan seronok menikmati keseronokan di dunia tanpa memikirkan dunianya yang kekal abadi, dirinya akan mementingkan hawa nafsu semata seolah-olah inilah dunia yang kekal selamanya sehingga dirinya terlupa matlamat atau cita-cita sebenar untuk menuju ke arah akhirat yang abadi. Mereka terpedaya dengan dunia yang sementara ini. Dengan tidak mengendahkan suara iman mereka, mereka terus-menerus meletakkan halawatul dunia dihati mereka dan menyangka bahawa itulah matlamat sebenar mereka, na’uzubillah...

Saya teringat kata-kata salah seorang ustaz saya; Ustaz Mizi. Beliau berkata, kita juga boleh diibaratkan sebagai seorang pemandu atau penumpang atau pengembara yang berada di atas sebuah nakhoda yang besar, yang sedang menuju destinasi selama berhari-hari, malah bertahun-tahun lamanya.

Sebagai seorang pengembara, kita seharusnya bijak melayarkan bahtera ke arah yang tepat mengikut kompas yang telah diberikan dan ditinggalkan oleh Rasulullah SAW kepada kita iaitu Al-Quran dan As-Sunnah. Dan untuk sampai ke destinasi cinta atau destinasi yang abadi itu, pungut dan kumpullah bekalan ketika berada di dunia sebanyak yang mungkin. Letakkanlah segala keseronokan dan kenikmatan serta kekayaan di dunia ini di tangan kita dan anggaplah semua itu hanya bebanan yang boleh menjejaskan perjalanan menuju ke destinasi cinta abadi.

Oleh itu, sebagai seorang pengembara, kita seharusnya pandai memilih dan dapat mengenal pasti yang mana satu bekalan dan mana satu bebanan. Bekalan ialah sesuatu amalan yang memudahkan perjalanan sepanjang kita menuju negeri akhirat, manakala bebanan adalah sesuatu yang merumitkan dan melambatkan perjalanan kita ke negeri akhirat.

Ingatlah, dunia ini sebagai tempat bercucuk tanam. Hasilnya kita akan kecapi di negeri akhirat kelak. Beramallah untuk dunia seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya. Dan beramallah untuk akhirat seolah-olah kamu akan mati pada esok hari. [Al-hadis]

Kesimpulannya, persiapkan dan mantapkan diri kita. Sebagai seorang pengembara yang kita sendiri masih belum tahu bila akan sampainya ke destinasi yang dituju, perlunya kita mencari bekalan sebanyak mungkin. Dan berhati-hati dengan setiap ujian kesedihan dan kenikmatan yang Allah SWT berikan kepada kita. Wajibnya kita menjaga hubungan dengan Allah SWT kerana kita semua yang ada di muka bumi ini adalah hanya pinjaman untuk menguji kekentalan iman kita sebagai hambaNya. Begitu juga dengan hubungan kita sesama manusia, saling berpegangan tanganlah kita semua agar tiada yang terjatuh dari kapal dunia ini tanpa ada seorang pun yang berusaha untuk menyelamatkannya.

Sebaik-baik bekalan adalah iman dan takwa...

Masih ingatkah kita pada kisah Rasulullah SAW semasa peristiwa Isra' dan Mikraj? Dalam perjalanan Baginda, Allah SWT telah menunjukkan satu golongan yang menanam gandum dan kemudian menuainya. Baru sahaja beberapa saat ditanam, terus berbuah dan dituai dan begitulah seterusnya. Inilah ibaratnya keadaan orang yang sentiasa membuat kebajikan dan tidak putus-putus menerima ganjaran pahala yang banyak di sisi Allah SWT. Ganjaran ini kelak akan dinikmatinya di akhirat sana, insyaAllah.

Semoga kita semua menjadi seorang pengembara yang bijak dan sentiasa meletakkan kenikmatan di dunia ini di telapak tangan dan bukannya dihati. Yang sentiasa mendoakan pengembara yang lain dan mengingati setiap pengembara didalam doanya.Semoga kita menjadi pengembara yang sentiasa menjadikan redha Allah SWT adalah tujuan utama.

Semoga Allah merahmati, insyaAllah…

Siapa Yang Mampu?

Kala hati menangis,
Siapakah yang mampu mendengarnya,
Memujuknya,
Juga mengubatnya?

Ibu??
Rasa terlalu membebankan ibu,
Sudah sering aku mengadu,
Aku malu terus-terusan mengadu,
Walau riaknya,
Seolah-olah mereka dihargai,
Aku tahu..
Ibu sentiasa bersedia,
Mendengar setiap yang dibicarakan,
Mengeluarkan kalimah,
Yang menyejukkan..

Tapi maaf,
Aku tak mahu ibu turut bersedih,
Melihat dan mendengar luahan hatiku,
Ayah??
Raut wajah nya memilu kan hatiku,
Tak sanggup aku menambahkannya,
Tanggungjawab yang dipikulnya,
Sudah cukup menyatakan bebanannya,
Tegakah aku melihat ayah,
Terus terbeban?

Tidak!!
Walau aku tahu ayah ikhlas,
Cukuplah aku yang merasakan..

Sahabat??
Aku tahu engkau ikhlas mendengarnya,
Tapi engkau takkan faham,
Apa yang bermukim di hatiku,
Aku hargai keikhlasan mu,
Mendengar setiap yang kuluahkan,
Memberi semangat kala aku terjatuh,

Maafkan aku,
Walau engkau tak dapat mengerti sepenuhnya,
Aku tahu 1000 kali dihatimu terdetik,
"Andai aku dapat merasainya",
Aku sungguh bertuah,
Didampingi sahabat sepertimu,

Tapi aku akui,
Walau sederas mana air mataku jatuh,
Di hadapan mu,
Hatiku tetap menangis,
Tiada siapa yang mampu memujuknya,
Mahupun mengubatnya..


Hati..
siapakah yang mampu mengubatmu?

Walau aku membuat coretan,
Di atas 1000 helaian kertas sekalipun,
Mereka tetap tak dapat mengerti,
Mengapa aku tidak mahu berkongsi,
Membebaskan semuanya yang terbuku,

YA ALLAH..
KUPOHON PETUNJUK DAN HIDAYAHMU,
TUNJUKILAH HAMBA JALAN YANG ENGKAU REDHAI,
SESUNGGUHNYA ENGKAU MAHA MENGETAHUI,
SETIAP YANG TERDETIK DI HATI HAMBA,
KUPOHON KEAMPUNAN MU YA ALLAH,

Aku yakin hanya kepada ALLAH,
hatiku akan tenang dan bahagia.