Sesekali hati mengeluh dengan kesusahan dan kepayahan hidup. Terasa pedih dan rapuh, sakitnya seperti tiada hati lain yang mampu mengerti.
Namun adakah kita sedar bahawa ia adalah ujian dari Allah?
Kepayahan itu sesungguhnya adalah satu bentuk tarbiyah-Nya kepada hati.
Pernah hati bersyukur kerana mendapat perhatian yang sedemikian dari Tuhannya?
Terlebih banyak mengadu dari bertahmid rasanya.
"Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; "Kami telah beriman," sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta." (Surah Al-Ankabut ayat 2-3)
"...dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yang kafir." (Surah Yusuf ayat 87)
Tak tersedarkah hati bahawa segala yang diberinya itu adalah nikmat; kebahagiaan adalah nikmat, sakit adalah nikmat, perit itu adalah nikmat.
Duhai hati, sedarlah, bukannya Tuhanmu tidak mendengar segala jerit perih, betapa pedih peritnya derita apa yang dialami, betapa segala yang hati ingin, tidak semua kan hati perolehi. Bukankah Dia sudah terang-terang berfirman:
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." (Surah Al-Baqarah ayat 216)
Nah, Allah sendiri telah siap mengatur segala rencana perjalanan hidupnya hati. Mengapa harus merungut lagi dengan jalan yang ditempuhi?
Duri-duri dan halangan itu adalah rahmat. Redha dan pasrah lah, wahai hati.
Tidak sedarkah kita bahawa setiap langkah, setiap kudrat, setiap butir bicara, kerlip mata dan denyut jantung selama ini semuanya nikmat yang Allah beri dan pinjamkan lepada kita?
Selama ini, adakah setiap langkah dan kudrat digunakan untuk ke jalan kebaikan? Adakah setiap butir bicara hanya yang baik dan berhikmah sahaja?
Adakah kerlip mata dan sisa denyut jantung yang masih ada dimanfaatkan dengan amal ibadah?
Allah berhak mutlak ke atas hati kita. Kenapa hati kita masih perlu persoalkan mengapa ujian diturunkan kepada kita? Layakkah hati-hati ini mendapat syurga milik Allah SWT?
"Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amalan yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk syurga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa dihisab." (Surah Al Mu'min ; ayat 39-40)
Duhai hati, janganlah terkorban dengan dunia... sesungguhnya hidup hati sebenarnya untuk mencari mati yang sempurna...
No comments:
Post a Comment