Siapakah pahlawan dimasa kecilmu?
Kalau ditanya seperti itu, jawapan kita mungkin sama, mungkin juga berbeza. Ada yang menjawab Batman, Superman, Ultraman, mungkin juga Cicak Man, tapi itu jika pada saat kita kecil minatnya cerita kartun.
Ada pula yang heronya Shahrukh khan, Hrithik Roshan dan mungkin juga Sivaji. Sebenarnya siapa ya pahlawan itu? Boleh atau tidak kita jadi superhero?
Pertanyaan di atas mungkin muncul di benak kita. Kalau kita lihat diri kita sekarang, agak-agak mahu level apa? Level nasional, mugkin sekadar di kalangan teman atau bahkan di mata keluarga pun belum tentu di levelkan sebagai hero.
Lihat saja, di pertandingan catur level kampung saja dah keok! Hehe. Di mana ya level kita sekarang??
Menurut kamus Oxford, yang disebut pahlawan (hero) adalah 'a person, typically a man, who is admired for their courage or outstanding achievements;' atau 'seseorang, biasanya laki-laki, yang dikagumi kerana keberaniannya atau pencapaian yang luar biasa.'
Tapi seberapa pula pencapaian kita saat ini? Jadi, boleh ke tidak, kita jadi pahlawan dengan kekuatan dan kemampuan kita saat ini?
Ada seorang tokoh mengatakan, bahwa di setiap zaman ada pahlawannya, di setiap generasi ada pahlawannya dan di setiap wilayah ada pula pahlawannya. Di zaman dulu kala (bukan cerita dongeng ya), pada kaum Bani Israil diturunkan pahlawan, salah satunya Isa as.
Beliau diturunkan kepada mereka untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan. Beliau mempunyai pengikut yang juga para pahlawan, Hawariyyin. Pernah suatu ketika Nabi Isa as. memerlukan penegasan komitmen mereka dengan menanyakan "Siapakah yang akan menjadi penolong agama Allah?", mereka dengan siap menjawab; "Kamilah para penolong agama Allah."
Hal ini terukir dalam surah Ash-Shaff ayat terakhir, yang ertinya:
"Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa ibnu Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia: "Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah?" Pengikut-pengikut yang setia itu berkata: "Kamilah penolong-penolong agama Allah", lalu segolongan dari Bani Israil beriman dan segolongan lain kafir; maka Kami berikan kekuatan kepada orang-orang yang beriman terhadap musuh-musuh mereka, lalu mereka menjadi orang-orang yang menang."
Kita pun pastinya boleh menjadi pahlawan di wilayah kita dan zaman kita ini. Kita pasti boleh berperang dengan apa yang ada dalam diri kita saat ini, entah itu kekuatan yang kita telah miliki, atau potensi diri yang belum tergali dan dikembangkan.
Cukuplah kita kembalikan makna pahlawan itu pada asal katanya, yakni "pahala".
Pahlawan, ertinya orang yang memiliki banyak pahala, orang yang gemar mencari pahala, atau orang yang beraktivis dalam tugas dan peranan yang penuh pahala dan kebaikan.
Pahala itu dari Allah Ta'ala, dan untuk memperolehnya kita mesti melakukan amalan-amalan sebagaimana yang Allah perintahkan.
Maka ini akan menjadi relevan dengan ayat yang disebut di atas, bahawasannya Allah telah memerintahkan kepada kita: "Hai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah...".
Perintah untuk menolong agama Allah itu ditujukan kepada semua yang mengaku beriman.Berimankah kita? Jika ia, ayuh mari bersama menjadi penolong agama Allah. Itulah pahlawan sejati, the true hero.
Bagaimana caranya? Kita tidak akan dapat menjadi penolong agama Allah (Islam) manakala kita sendiri tidak tahu bagaimana Islam itu. Seorang bodyguard yang disuruh menjaga sesuatu barang pastinya dia tahu barang apa yang dijaganya. Kalau tidak, saat barang itu hilang pastinya dia tidak mengerti perkataan hilang atau belum, kerana lihat barangnya saja belum pernah.
Jadi, kita pun perlu tahu tentang apa yang kita jaga, yakni Islam, dengan cara mempelajarinya dari semua sarana atau sumber.
Menjadi penyakit di kalangan umat Islam, golongan yang hanya mengharapkan pimpinannya melakukan kerja, yang tahu hanya bertanya, dan memberi komen itu dan ini. Mungkin mencari pahala komen sahaja.
Pastinya kita semua tahu, amalan kita dikira berasingan, bukan boleh topup pahala pimpinan yang buat kerja. Setiap organisasi atau jamaah semestinya mempunyai pimpinan dan juga ahli. Jika ahli dan pimpinan sentiasa bersama melakukan kerja pastinya kemudahan dan keringanan akan bersama mereka.
Seorang pejuang pastinya tahu untuk bekerja meninggikan syariat Islam walaupun dimana posisinya. Ibarat di campak di darat menjadi gunung, di buang ke laut menjadi pulau. Posisi sangat penting dalam perjuangan untuk gerakan yang lebih sistematik dan berstrategi.
Jadilah seorang pahlawan yang sentiasa berfikiran positif, yang sentiasa bersangka baik kepada tuhannya atas setiap ujian yang melanda perjuangannya, yang menjadikan timbangan iman sebagai timbangan fikiranya serta tindak tanduknya, andai kamu berputus asa ditengah kembara perjuangan, dan terus sahaja memikirkan jalan mati bagi perjuangan itu, maka pasti yang itulah yang akan kamu temui.
Di dunia, kita yang menolong agama Allah juga bakal ditolong oleh-Nya dalam segala urusan hidup kita, dan juga ada jaminan kemenangan yang dekat. Sedangkan di akhirat, kita bakal diampuni dosa kita yang segunung itu, serta kita akan dimasukkan ke dalam syurga Allah swt yang luar biasa kerananya.
Kita perhatikan firman Allah dalam beberapa ayat Qur'an berikut:
"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. Niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam jannah 'Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. " - [Qs. Ash-Shaff: 10-13]
"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." - [Qs. Muhammad: 7]
Itulah janji Allah dan balasan bagi sang pahlawan, yakni pahala yang besar dan kebaikan, di dunia mahupun di akhirat. Bila kita akan menjadi pahlawan yang sebenar?
Si cerdik yang bijak akan bijak menukar kerugiannya menjadi suatu keuntungan, tetapi si bodoh yang pengecut akan menjadikan musibah yang melandanya musibah yang semakin bertimpa.
No comments:
Post a Comment